Jogja
Rabu, 12 April 2017 - 20:20 WIB

LONGSOR KULONPROGO : Muncul 2 Mata Air, Potensi Longsor Susulan Semakin Besar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim dari Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM) meninjau lokasi rekahan tebing di Dusun Jeruk, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Selasa (11/4/2017). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Longsor Kulonprogo mengancam warga di Desa Gerbosari Samigaluh

Harianjogja.com, KULONPROGO -Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM) meninjau lokasi rekahan tebing  di Dusun Jeruk, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Selasa (11/4/2017).

Advertisement

Dua titik mata air baru diketahui muncul di dekat rekahan sehingga berpotensi memicu pergerakan tanah yang membahayakan warga sekitar.

Tim Geologi Pusat Studi Bencana UGM, Ikramullah Sultana mengatakan, kedua mata air baru tersebut menjadi pertanda adanya tambahan rekahan. Menurutnya, kondisi itu perlu diwaspadai dan mendapatkan perhatian khusus.

Advertisement

Tim Geologi Pusat Studi Bencana UGM, Ikramullah Sultana mengatakan, kedua mata air baru tersebut menjadi pertanda adanya tambahan rekahan. Menurutnya, kondisi itu perlu diwaspadai dan mendapatkan perhatian khusus.

“Air bisa masuk ke dalam tanah dan berpotensi menggerus rekahan. Itu harus digarisbawahi dalam pertimbangan rekomendasi penanganan ke depan,” ujar Ikramullah.

Ikramullah lalu memaparkan, berdasarkan kajian lapangan yang dilakukan hari itu, pergerakan tanah masih terus berlangsung. Hal itu tampak dari dua retakan besar di bagian atas tebing yang terpantau semakin bergerak menurun.

Advertisement

“Dua rekahan besar memiliki rentang pergerakan sekitar 4,5-6 meter. Itu cukup besar untuk daerah dengan kontur seperti ini,” kata dia.

Tim juga memantau kondisi rekanan kecil di sejumlah titik lainnya. Keberadaan rekahan-rekahan kecil tersebut memperbesar potensi longsor dengan volume material tanah yang lebih banyak.

Meski demikian, tim masih membutuhkan waktu untuk mengolah data lebih lanjut sebelum memberikan rekomendasi, termasuk soal kemungkinan dilakukan relokasi permukiman warga.

Advertisement

Rekahan pada tebing di wilayah Jeruk, Gerbosari diketahui muncul sejak awal Maret lalu. Pergerakan tanah pun terjadi akibat air hujan yang mengalir masuk ke rekahan-rekahan tersebut.

Bagian bawah tebing kemudian longsor dan mengenai rumah warga pada Kamis (6/4/2017) pekan lalu. Warga sekitar diminta mengungsi sementara untuk mengantisipasi longsor susulan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Hepi Eko Nugroho mengungkapkan, kedalaman retakan tanah berkisar antara 20-30 cm.

Advertisement

Dia khawatir akan timbul longsor yang lebih besar jika wilayah tersebut diguyur hujan berintensitas tinggi. Itulah mengapa warga diminta mengungsi sembari menunggu hasil rekomendasi dari Pusat Studi Bencana UGM.

“Hasil kajian dijadikan dasar tindak lanjut. Apakah warga boleh pulang ke rumah, bertahan di pengungsian, atau bahkan harus direlokasi,” ucar Hepi.

Hepi menambahkan, BPBD Kulonprogo juga memasang dua unit early warning system (EWS) untuk mendeteksi terjadinya pergerakan tanah pada tebing. “Warga beraktivitas seperti biasa pada siang hari, malamnya baru mengungsi. Namun jika siang kondisinya hujan, kami larang mereka untuk beraktivitas di sekitar kawasan rawan,” ungkap dia.

Advertisement
Kata Kunci : Longsor Kulonprogo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif