SOLOPOS.COM - Dua warga mengamati longsoran tebing setinggi tujuh meter dan lebar enam meter di RT 05 RW 02 Padukuhan Jali, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Kamis (22/1/2015). (JIBI/Harian Jogja/dok. BPBD Sleman)

Longsor sleman, tebing longsor di Jali ‘mengancam’ rumah warga dan infrastruktur, berupa akses jalan.

Harianjogja.com, SLEMAN-Tebing setinggi tujuh meter dan lebar enam meter di RT 05 RW 02 Padukuhan Jali, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, mengalami longsor, Rabu (21/1/2015) sore. Bencana yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB tersebut mengancam rumah milik Warno Miharjo dan mengganggu akses jalan menuju Sendang Sriningsih di Gayamharjo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Heru Saptono mengatakan rumah milik Warno masih terselamatkan karena tidak langsung berbatasan dengan tebing.

“Posisi antara tebing yang longsor dan rumah warga masih terpisah oleh jalan. Meski tidak sampai rumah warga, material berupa bongkahan tanah dan batu sudah menutupi separuh dari lebar badan jalan,” ucapnya, saat dikonfirmasi Harianjogja.com, Kamis (22/1/2015) siang.

Meskipun tidak diharuskan mengungsi, Warno dan warga lain di sekitarnya diminta tetap meningkatkan kewaspadaan. Sebab, potensi longsor susulan masih cukup tinggi. Terutama saat terjadi hujan lebat. Guna menekan dampak yang tidak diinginkan, pihaknya juga sudah berencana melakukan sosialisasi penanggulangan bencana longsor di Gayamharjo pada pekan depan.

Sementara itu, Kepala Desa Gayamharjo, Sugiyanta menyatakan hujan deras memang mengguyur wilayahnya dalam beberapa hari terakhir.

“Kebetulan tebing yang longsor itu berupa tanah padas yang berlapis-lapis. Kemungkinan air masuk ke lapisan-lapisan padas melalui sela-sela bebatuan yang di dalamnya juga terdapat sejumlah akar tanaman. Akibatnya, tebing jadi terbelah,” ungkap Sugiyanta.

Belahan tebing membuat akar tanaman di sekitar lokasi menjadi terangkat.

“Ketika kena angin, pohon ikut bergerak dan akarnya mengangkat lempengan-lempengan padas. Kemungkinan, longsor terjadi akibat banyak air yang sudah masuk ke sela-sela antara akar dan tanah. Namun, kejadiannya kemarin justru sebelum hujan,” terang Sugiyanta.

Sugiyanto pun mengaku, pihaknya sudah mengimbau warga menebang pohon di tebing rawan longsor untuk mengurangi risiko bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya