SOLOPOS.COM - Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman memasang dua Early Warning System (EWS) di Dusun Gunungharjo, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Selasa (13/1/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Longsor Sleman diantisipasi dengan memecah batu di Bokoharjo.

Harianjogja.com, SLEMAN-Kepala Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Suharyono berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman melakukan pemecahan batu besar yang rawan longsor di wilayahnya. Upaya mitigasi tersebut dinilai masih sangat diperlukan mengingat potensi longsor masih tinggi selama musim hujan terjadi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Suharyono mencatat setidaknya terdapat delapan batu besar di atas tebing yang keberadaannya dianggap mengancam warga.

“Ada sekitar 15 kepala keluarga di Dusun Gunungharjo yang tinggal di bawah batu tersebut. Kami juga sudah sampaikan kondisi itu saat ada pertemuan dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten,” tuturnya saat dihubungi pada Senin (9/2/2015).

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Sleman, Heru Saptono mengatakan, pihaknya memang sudah berencana melakukan pemecahan batu di Bokoharjo. Sebagai tahap awal, BPBD Sleman telah memasang dua Early Warning System (EWS) longsor di Dusun Gunungharjo pada pertengahan Januari 2015 lalu.

Namun, pelaksanaan pemecahan batu direncanakan baru dimulai pada Maret mendatang. Pada bulan itu diperkirakan sudah lewat musim hujan.

“Sepertinya tidak memungkinkan kalau pemecahan batunya dilakukan sekarang atau dalam waktu dekat. Kita juga tidak berani karena kondisi medannya licin dan berbahaya,” kata Heru menjelaskan.

Heru menambahkan, BPBD Sleman saat ini masih fokus pada pemetaan titik rawan longsor. “Itu juga termasuk di mana saja posisi batu besar yang rawan longsor dan mengancam warga. Tidak hanya di Bokoharjo saja, tapi juga seluruh Prambanan. Titik rawan longsor tipe landslide juga kami petakan,” paparnya.

BPBD Sleman juga berencana menyiapkan stasiun penakar hujan. “Nanti akan ada alat untuk memantau pergerakan tanah. Data hasil pantauan tersebut bisa jadi informasi awal untuk mengantisipasi longsor,” kata Heru.

Sementara itu, terkait pengajuan 75 EWS ke BPBD DIY, Heru mengaku masih menunggu keputusan soal berapa yang akan disetujui.

Jika semuanya disetujui, setidaknya akan ada 50 EWS yang diprioritaskan dipasang di wilayah Prambanan. “Selain Bokoharjo, akan kami pasang juga di wilayah Desa Wukirharjo dan Gayamharjo,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya