Jogja
Kamis, 9 Oktober 2014 - 14:20 WIB

Luas Tanam Tembakau di Bantul Turun, Kok?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Wahyu Sulistiyawan/JIBI/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, BANTUL-  Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat luas tanam tembakau pada tahun 2013 seluas 164 hektare atau mengalami penurunan dibandingkan luas tanam pada tahun 2012 yang mencapai 533 hektare.

“Tahun 2012 luas tanam tembakau mencapai 533 hektare dengan produksi 4.021 kuintal, sedangkan pada 2013 menurun hanya
seluas 164 hektare dengan produksi 741 kuintal,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Partogi Dame Pahpahan, Kamis.

Advertisement

Menurut dia, penurunan luas tanam tembakau di Bantul disebabkan cuaca yang kurang bersahabat pada tahun tersebut. Hujan dengan intensitas sering mengakibatkan kelembaban udara lebih panjang dari tahun sebelumnya.

Penurunan luas tanam tembakau di Bantul, kata dia, juga mempengaruhi produktivitas panenen, karena pada tahun 2012 produktivitas mencapai 7,54 kuintal per hektare, sementara pada tahun 2013 rata-rata sebanyak 4,52 kuintal per hektare.

“Tanaman tembakau sangat dipengaruhi cuaca, jadi penurunannya karena permasalahan iklim yang kurang bersahabat, makanya
diharapkan tahun ini (luas tanam) kembali meningkat,” kata Partogi.

Advertisement

Menurut dia, meskipun luas tanam tembakau menurun, bukan berarti berimbas pada pendapatan petani. Sesuai hukum pasar jika produksi melimpah harga jual menurun, begitu sebaliknya produksi sedikit harga tembakau lebih baik.

“Harganya menyesuaikan produksinya, meski begitu petani tembakau juga tidak membiarkan lahan mereka menggangur, namun di
lahan yang sama juga menanam tanaman palawija maupun hortiklutura,” katanya.

Ia mengatakan tanaman tembakau di Bantul sebagian besar telah dikembangkan di wilayah Siluk, Desa Selopamioro, Imogiri. Sebab di wilayah kaki perbukitan ini tanahnya khas, kelembaban udara, kecepatan angin dan suhu udara cocok untuk tanaman tersebut.

Advertisement

“Tembakau Siluk (Bantul) dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok di berbagai daerah, jadi tembakau dari berbagai daerah dikumpulkan, misalnya tembakau dari Madura, Temanggung dan Bantul dicampur jadi satu, dan jadilah rokok itu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif