Jogja
Senin, 2 Desember 2013 - 12:15 WIB

Madrasah Diniyah Kurang Perhatian

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, KULONPROGO–Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kulonprogo mengungkapkan kurangnya perhatian pemerintah setempat terhadap keberadaan Madrasah Diniyah sebagai salah satu lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama. Padahal sepak terjang Madarasah Diniyah selama ini turut memberi sumbangan kebanggaan daerah dalam setiap kejuaraan tingkat nasional. Madrasah Diniyah selama ini juga terbukti mampu menjadi salah satu pembentuk moral generasi penerus bangsa.

Ketua FKDT DIY, Misyroh Ahmadi mengatakan, selama ini Pemda kurang memperhatikan Madrasah Diniyah. Bila melihat APBN, 20% anggaran atau Rp370 triliun dialokasikan untuk pendidikan dan paling besar untuk pendidikan nonformal. Namun, sampai saat ini Madrasah Diniyah di Kulonprogo belum ter-cover di Bagian Kesra Pemda DIY.

Advertisement

“Karena menganggap bahwa Madrasah Diniyah ini di bawah Kemenag. Padahal di UU Sisdiknas dan PP No 55/2007 (tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan) pemerintah berkewajiban membantu pendidikan nonformal,” ujarnya kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Prestasi Madarasah Diniyah di Kulonprogo, lanjut dia, cukup membanggakan. Dalam pelaksanaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah (Porsadin) Nasional I, 22 November lalu, sepertiga kafilah DIY berasal dari Kulonprogo.

Dalam event tersebut, kafilah DIY berhasil meraih juara kedua di bawah Jawa Barat yang meraih juara umum. Dari enam santri Kulonprogo yang mengikuti lima cabang lomba, hanya cabang futsal yang tidak meraih prestasi. Bahkan untuk cabang tahfidz  putri (menghafal Al Quran Juz 30) juara pertama diraih santri asal Kulonprogo, yakni Ni’mah Nazulanita dari Madrasah Diniyah Budi Mulyo, Kaliagung, Sentolo.

Advertisement

Gemilangnya prestasi itulah yang menurut dia perlu ada tindak lanjut dari Pemda. “Pemda tidak diharamkan membantu karena sudah ada PP dan UU Sisdiknas,” tandasnya.

Muhammad menambahkan, Pemkab Kulonprogo sampai saat ini juga tidak pernah memperhatikan Madrasah Diniyah. “Di Kulonprogo saat ini ada 75 Madrasah Diniyah. Keberadaan diniyah memang efektif untuk generasi muda dan membangun akhlak. Pmkab
Kulonprogo harus lebih merasa memiliki, karena selama ini belum begitu berpihak,” ujar Nur Charir ikut menyampaikan dukungan kepedulian.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif