Jogja
Selasa, 13 Agustus 2013 - 09:15 WIB

Maguwoharjo Bisa Jadi Alternatif SUGBK

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Stadion Maguwoharjo Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Foto Stadion Maguwoharjo Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN—Dipilihnya Stadion Maguwoharjo sebagai venue Indonesia U-23 melawan Brunei Darussalam U-23 membangitkan harapan dijadikannya stadion terbesar di Sleman itu sebagai alternatif laga internasional setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.

Advertisement

Indonesia akan menjamu Brunei di Maguwoharjo, Kamis (15/8/2013). Sejumlah persiapanpun telah dilakukan pengelola guna mempersiapkan partai sepak bola internasional pertama yang digelar di stadion itu.

Panitia pelaksana (panpel) pertandingan lokal Hendricus Mulyono menjelaskan sejumlah fasilitas akan dibenahi.

“Stadion Maguwoharjo sudah siap pakai, stadion ini juga sudah berstandar internasional, dkami hanya akan melakukan pembenahan-pembenahan kecil misalnya penambalan keramik di ruang ganti dan pembersihan,” kata Mulyono, Senin (12/8/2013).

Advertisement

Sebelumnya, stadion itu pernah disurvei oleh Asian Football Confederation (AFC). Maguwoharjo kala itu menjadi pilihan laga Kualifikasi Piala Asia antara Indonesia melawan Arab Saudi.

Namun rencana gagal lantaran kursi untuk penonton VIP kurang memadai. Sementara, ruangan terlalu dekat dengan ruang pemain sehingga dikhawatirkan memengaruhi independensi wasit. Sarana untuk media juga kurang layak karena tak ada kursi.

Kekurangan itu tak diperbaiki untuk laga uji coba Indonesia-Brunei. Meski demikian, stadion berkapasitas 40.000 penonton itu diharapkan menjadi alternatif setelah SUGBK. Mulyono mengatakan karakter stadion itu cukup modern karena tak memiliki lintasan atletik. Ciri itu membuat penonton lebih dekat ke lapangan, mirip stadion modren di Eropa.

Advertisement

Saat ini Maguwoharjo telah dilengkapi lampu pada sisi timur dan barat sebanyak masing-masing 72 buah untuk menggelar pertandingan malam hari.

Panpel juga mengimbau kepada pada suporter untuk menjaga sportivitas dan kesatuan. “Sebaiknya tidak menampakkan identitas kelompok masing-masing suporter melainkan menggunakan identitas umum untuk Indonesia,” kata Mulyono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif