SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Mahasiswa dari berbagai kampus di Jogja berdemonstrasi menolak kenaikan harga sembako

Harianjogja.com, JOGJA-Sekitar 200 mahasiswa Jogja yang tergabung dalam Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM-SI) wilayah DIY melakukan unjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, Senin (23/3/2015).

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Mereka menuntut Presiden Joko Widodo menyelesaikan berbagai persoalan, salah satunya menstabilkan perekonomian nasional.

Mahasiswa ini juga menyebut Indonesia gawat darurat atas persoalan-persoalan yang terjadi selama ini.

“Rupiah naik, harga bahan pokok naik. Janji Jokowi belum terealisasi,” kata Budi Santoso, salah satu peserta unjuk rasa.

Budi mengatakan, saat ini nilai tukar rupiah atas dolar AS melemah di kisaran Rp13.000. Kondisi tersebut diakuinya merupakan periode terendah setelah 1998 lalu. Ia berharap Jokiwi tidak diam saja. “Buktikan program nawacitanya,” tegas Presiden Mahasiswa Amikom ini.

Selain menuntut penurunan harga bahan pokok dan BBM, mahasiswa ini juga menuntut Jokowi untuk mengakuisisi aset negara yang dikelola pihak asing, menolak liberalisasi harga minyak dan gas oleh pemerintah, dan menolak politisasi hukum serta mendukung pemberantasan korupsi.

Unjuk rasa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di DIY ini kemudian ditemui Wakil Ketua I DPRD DIY Arif Noor Hartanto. Politukus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menerima tuntutan mahasiswa dan menjanjikan akan menyampaikan tuntutan itu ke DPR RI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya