SOLOPOS.COM - Lima mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) dengan robot Dental Light Arm. (Istimewa)

Lima mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) dengan robot Dental Light Arm. (Istimewa)

Lima mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) dengan robot Dental Light Arm. (Istimewa)

Harianjogja.com, SLEMAN- Sebanyak lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil merancang robot yang bisa membantu kerja dokter gigi. Robot yang diberi nama Dental Light Arm (Del-Arm) ini dapat beroperasi tanpa sentuhan tangan.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Adalah tiga mahasiswa Program Studi (Prodi) Elektronika dan Instrumentasi (Elins) Fakultas MIPA (FMIPA) Saprindo Harun Prabantara, Panca Agung Kusuma, Dedhi Fahri Ernawan serta dua mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Mahadna Aulia Rahmah (Prodi Pendidikan Dokter Gigi) dan Bekti Nur ‘Aini (Ilmu Keperawatan Gigi).

Ditemui di kampus setempat, Mahadna menyampaikan gagasan Del-Arm berawal saat ia memperhatikan cara kerja dokter selama ini.

“Dokter gigi saat memeriksa rongga mulut pasien menjaga tangan tetap higienis dengan mencuci tangan maupun menggunakan sarung tangan. Tapi karena setiap orang memiliki rongga mulut unik, dokter membutuhkan penerangan lebih. Sehingga, harus menarik atau menggerakan lampu dengan tangan,” ujar gadis berkerudung ini pada Jumat (20/9/2013).

Dari pengamatan ini, tim akhirnya memutuskan untuk membuat robot yang bergerak secara otomatis saat “membaca” isyarat tangan. Saprindo menuturkan karena alasan tersebut robot dilengkapi dengan kamera web.

Piranti yang juga menjadi sensor inilah yang akan memberikan isyarat kepada robot yang dilengkapi lengan untuk bergerak ke empat arah, kanan, kiri, atas dan bawah.

Tim juga menyiapkan rencana cadangan saat terjadi masalah pada sensor, yakni dengan menambahkan pedal kendali yang digerakan kaki dokter. Dibanding dengan penggunaan kamera web, gerakan yang dihasilkan pedal kendali lebih halus serta arah lampu pada sasaran lebih tepat.

Secara detil ia menguraikan, proses perakitan robot dimulai pada Januari 2013. Tepatnya, saat tim dinyatakan lolos Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC).

Dana bantuan penelitian sebesar Rp11,5 juta tersebut dimanfaatkan untuk membuat robot dari bahan akrilik setinggi 1,3 meter [kondisi tidak terpakai] serta lengan robot yang mampu menjangkau sejauh 30 cm ini dilengkapi enam sendi.

“Jarak efektif lampu dengan objek atau pasien ialah 55-65 cm dengan kekuatan cahaya 100-200 flux,” papar dia.

Selama lima bulan merakit Del-Arm, Panca mengakui, tim sering menjumpai kendala. Namun, kendala terberat yang perlu disiasati kelimanya ialah saat melakukan sinkronisasi sistem robot.

Pasalnya, asisten dokter gigi ini menggunakan dua sistem yang berbeda tetapi harus disatukan. Selain itu, sebagian komponen tidak tersedia di Indonesia sehingga tim harus impor.

Inovasi yang disuguhkan kelimanya mampu merebut perhatian juri dan memutuskan tim meraih medali emas dalam PKM-KC untuk kategori poster dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXVI 2013 di Lombok pada 9-13 September 2013.

Kendati demikian, Dedhi mengakui robot ini masih memiliki kelemahan. Utamanya pada proses kamera web menangkap gerakan tangan pada ruangan yang tidak terlalu terang.

“Jika cahaya ruangan terlalu gelap, kamera tidak mampu menangkap wujud gerakan jari tangan, sehingga lengan lampu tidak akan bergerak,” ujarnya.

Dari kelemahan ini, tim sepakat terus melakukan penyempurnaan. Dengan tujuan, Del-Arm sepenuhnya dapat membantu pekerjaan dokter gigi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya