SOLOPOS.COM - Ibu Korban Sri Handayani saat menunjukkan medali milik putranya Syaits Asyam saat memenangkan kejuaraan riset dan penelitian tingkat Internasional yang berlangsung di Belanda beberapa tahun silam. (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Mahasiswa UII meninggal usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) Mapala kampus tersebut

Harianjogja.com, SLEMAN– Dua terduga tersangka kasus penganiayaan saat pelaksanaan Diksar Mapala UII sudah dijemput secara paksa oleh petugas Satreskrim Polres Karanganyar bersama Tim Subdit III Jatanras Direskrimum Polda Jateng, Senin (30/1/2017) pagi.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Penjemputan dua orang yang diduga kuat sebagai tersangka utama tersebut mendapat tanggapan langsung dari keluarga Korban Syaits Asyam.

“Iya saya sudah dengar, terimakasih kepada petugas kepolisian yang sudah bergerak cepat untuk menahan terduga pelaku. Proses hukum sudah kami serahkan semua jadi kita berharap kasus ini segera dapat terselesaikan,” kata paman Asyam Lilik Margono saat dihubungi melalui sambungan telefon, Senin.

Dikatakannya dengan ditahannya dua pelaku tersebut pihaknya berharap kasus ini segera mendapat kejelasan dan terbuka. Lilik menjelaskan, keluarga sangat yakin jika dalam pelaksanaan kegiatan diksar yang diikuti oleh 37 peserta dan sampai memakan tiga korban meninggal dunia tersebut tidak lepas dari tindakan penganiayaan oleh panitia ataupun senior.

Lilik juga menjelaskan, hingga saat ini kronologis sakitnya Asyam saat mengikuti diksar hingga banyaknya luka di tubuh almarhum juga masih menjadi misteri untuk pihak keluarga.

Pasalnya, kata Lilik, hingga satu pekan jenazah keponakannya dikebumikan belum ada satupun pihak panitia diksar yang mendatangi pihak keluarga korban untuk menjelaskan kronologis kejadian yang sampai merenggut tiga nyawa peserta diksar itu.

“Sampai hari ini belum ada satupun pihak panitia yang datang ke kami untuk menceritakan kronologis kejadian sebelum Asyam dibawa ke rumah sakit. Sekarang dua orang ditahan, kami berharap kejelasan kronologis itu akan terjawab dengan penyidikan yang dilakukan oleh petugas,” ujarnya.

Selama ini, tambah Lilik, yang diketahui oleh keluarga almarhum Asyam sakit karena mengalami gagal pernafasan seperti yang diberitahukan dokter sewaktu pihak keluarga berada di rumah sakit waktu itu.

Namun demikian dengan melihat luka di sekujur tubuh dan hasil autopsi yang dilakukan pihak keluarga merasa ada penyebab lain saat Asyam bisa mengalami sakit yang begitu parah saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya