SOLOPOS.COM - Suasana basecamp Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Islam Indonesia (Mapala Unisi), Selasa (24/1/2017). (Arif Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Mahasiswa UII meninggal di Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII di Lereng Gunung Lawu

Harianjogja.com, JOGJA – Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY-Jawa Tengah menyatakan akan secara intensif mengawal kasus kematian tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII di Lereng Gunung Lawu, beberapa waktu lalu.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

ORI menyatakan, tidak sulit bagi polisi untuk mengungkap kebenaran kasus itu.

Ketua ORI DIY – Jawa Tengah Budhi Masthuri mengungkapkan, polisi sudah memiliki bukti yang sangat kuat sebagai modal penuntasan kasus Diksar keji itu.

“Karena saksi korban sudah menceritakan siapa pelaku kekerasan. Ditambah hasil otopsi dan keterangan ahli [dokter forensik] yang mengotopsi, jika ditemukan kesesuaian, polisi mesti tidak ragu untuk segera menetapkan tersangka,” papar Budhi kepada Harianjogja.com, Rabu (25/1/2017).

Budhi dengan tegas menyatakan tidak boleh ada yang menutup-nutupi kasus ini demi keadilan bagi keluarga korban dan rasa keadilan masyarakat.

ORI sejauh ini juga sudah mendatangi Tim Investigasi UII terkait penuntasan kasus ini.

Pihaknya berharap Tim Investigasi UII dapat segera menuntaskan hasil pemeriksaan, dan jika ditemukan dugaan kuat adanya panitia yang melakukan kekerasan di luar standar prosedur yang dibenarkan, maka pihak UII sebaiknya segera menyerahkan terduga pelaku tersebut ke Kepolisian.

Pihak kampus, lanjut Budhi,  memastikan bahwa keberadaan panitia masih di Jogja dan dalam jangkauan pantauan UII.

“Maka ini akan memudahkan proses penyerahan dan kordinasi ke Kepolisian,” jelasnya.

Dalam pemantauan ORI sejauh ini, Tim Investigasi UII sudah dan sedang terus bekerja maksimal.

ORI juga tidak melihat adanya upaya kampus untuk menutup-nutupi kasus yang sedang membelit UKM Mapala Unisi itu.

“Sudah ada temuan yang signifikan, tetapi karena masih harus terus didalami, dan untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap panitia, mereka belum bisa umumkan. Demikian yang disampaiakan kepada kami kemarin,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya