SOLOPOS.COM - Siswa MI Sendang Karangsari bergantian menaburkan bunga di atas makam di kompleks Astana Girgondo, Temon, Kulonprogo pada Selasa (5/1/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Makam Raja Girigondo menjadi tempat ziarah sekaligus belajar tentang kerajaan Pakualaman

Harianjogja.com, KULONPROGO- Ziarah bukan hanya jadi urusan spiritual jika terkait dengan anak-anak ini. Siswa-siswa ini menjadikan kegiatan ziarah kubur sebagai bentuk pelajaran sejarah dan penanaman karakter.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Jika sebelumnya keluarga besar Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta melakukan ziarah ke makam Pakualaman, hal serupa juga dilakukan oleh para siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sendang Karangsari, Pengasih.

Sejumlah 30 siswa dengan ditemani oleh dewan guru serta kepala sekolahnya melakukan ziarah kubur di komplek Astana Girigondo yang terletak di Kaligintung, Temon, Kulonprogo pada Selasa (5/1/2015).

Anak-anak yang merupakan siswa kelas 5 ini datang ke kompleks makam untuk kemudian berdoa bersama dan melakukan tabur bunga di makam tersebut. Dipimpin oleh Kepala Madrasah, Kasmad Rifangi, anak-anak tersebut tampak antusias untuk bergantian menaburkan bunga di makam salah satu raja di Jawa tersebut.

Ziarah ini bukannya tanpa alasan, para siswa ini diajak untuk mengunjungi makam tersebut sebagai bagian dari peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementriaan Agama (Kemenag) ke-70 tahun ini. Acara doa bersama yang dipimpin oleh juru kunci Astana Girigondo, Mas Wedono Wasiludin itu diharap dapat memotivasi siswa-siswa tingkat sekolah dasar tersebut.

“Ini supaya mereka mengerti bagaimana perjuangan para pahlawan yang telah gugur,”ujar Kepala MI Sendang, Kasmad Rifangi. Pemilihan tujuan ziarah juga terkait dengan prosesi Jumenengan yang akan segera dilakukan pada Kamis (7/1/2016) mendatang.

Bersamaan dengan ini pula, Kasmadi menjelaskan mengenai prosesi Jumenengan dan alasan kegiatan tersebut pada murid-muridnya.

Terlebih lagi, letak makam Pakualaman merupakan makam tokoh berpengaruh yang paling dekat. Kunjungan ini juga akan menambah pengetahuan anak-anak tersebut mengenai sejarah raja-raja Jawa, khususnya yang berada di sekitar mereka.

“Yang jelas para siswa tahu bahwa ada makam raja di sini, yang juga ikut memperjuangkan kemerdekaan,” jelas Kasman.

Lebih, lanjut, ia menguraikan harapnnya agar siswa-siswanya bisa mengambil keteladanan karakter Paku Alam IX yang wafat pada November 2015 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya