SOLOPOS.COM - Kapolres Tulungagung AKBP FX Bhirawa Braja Paksa (kanan) memeriksa daging sapi gelonggongan di halaman Mapolres Tulungagung, Jawa Timur, Senin (1/6/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Makanan berbahaya diduga beredar di seluruh DIY.

Harianjogja.com, BANTUL– Paguyuban Pengusaha Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS), Pleret, Bantul mengungkapkan 50% daging sapi yang beredar di pasaran DIY tidak sehat.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

PPDSS merupakan paguyuban pengusaha daging sapi terbesar di Bantul yang menyuplai daging ke berbagai pasar di DIY. Ketua PPDSS Ilham Akhmadi mengatakan, kenaikan harga daging sapi secara terus menerus telah menyebabkan semakin meningkatnya peredaran daging tidak sehat dan tidak layak konsumsi di DIY.

Daging tidak sehat tersebut antara lain daging gelonggongan, daging yang berasal dari bangkai sapi hingga daging berkualitas buruk akibat cara pemotongan ternak yang salah. Daging berkualitas buruk, selain berasa tidak enak juga membahayakan kesehatan. Ia menyebut, 50% daging yang beredar di pasaran saat ini tidak sehat.

Ilham juga mengklaim, peredaran daging tidak sehat itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan pengusaha daging sapi.

“Sebenarnya sejak puluhan tahun lalu sudah ada daging tidak sehat, tapi jumlahnya enggak banyak. Tapi setelah harga daging naik sampai seratusan ribu dua tiga tahun ini, jumlahnya makin banyak,” ujar Ilham Akhmadi, Sabtu (4/7/2015).

PPDSS menurutnya tahu betul bagaimana daging tidak sehat itu didistribusikan, sebab paguyungan ini melibatkan para belantik sapi, penyembelih ternak hingga pengecer daging yang mengetahui rantai distribusi daging.

“Saya berani bertaruh, 50 persen daging di pasaran itu enggak sehat. Tentu saja kami tahu, itukan kelihatan distributornya, peredarannya di mana saja, karena selama ini kami menangani daging,” papar Ilham Akhmadi, Sabtu (4/7/2015).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya