Jogja
Senin, 12 Juni 2017 - 10:55 WIB

MAKANAN BERBAHAYA : Duh, Peredaran Teri Berformalin Nyaris Merata di Sleman

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan teri (ews.kemendag.go.id)

Makanan berbahaya berupa teri berformalin ditemukaan di Sleman saat razia

Harianjogja.com, SLEMAN — Peredaran ikan teri berformalin dinilai merata di seluruh wilayah Sleman. Dari delapan pasar di seluruh kecamatan yang menjadi sampel, ditemui teri dengan bahan kimia berbahaya tersebut di 5 pasar.

Advertisement

Kepala Dinas Perindustriaan dan Perdagangan Sleman, Tri Endah Yitnani menghimbau masyarakat agar waspada dengan keberadaan ikan teri tersebut.

“Peredarannya sudah sangat luas, merata di semua wilayah Sleman,”terangnya pada Minggu(11/6/2017). Menurutnya, ikan teri berformalin tersebut bersumber dari Pasar Beringharjo, Jogja namun peredarannya sudah sedemikian luas.

Hal ini disimpulkan dari pengawasan selama beberapa waktu belakangan oleh pemerintah. Saat ini masih dilakukan pendalaman untuk mengetahui pedagang yang menjadi sumber dari ikan teri berformalin ini. Endah menegaskan jika pedagang yang kedapatan menjual ikan teri berbahaya ini lebih dari sekali maka izin tempat usahanya (SITU) akan dicabut.

Advertisement

Masyarakat harus awas dan mampu mengenali ikan yang diberikan jenis kimia ini karena berdampak buruk bagi kesehatan. Endah menguraikan jika ikan teri yang pasti berformalin akan dijauhi lalat. “Gampangnya ada lalat atau tidak, jika tidak ada mencurigakan berformalin,”ujar dia.

Selain itu, ikan teri yang mengadung formalin juga akan lebih kenyal dagingnya dengan warna yang lebih terang. Dalam sejumlah temuan yang dilakukan, pemerintah menyita sebagian komoditas berbahaya tersebut dan sisanya agar dimusnahkan pedagang. Hampir semua temuan merupakan komoditas ikan kering yang dikemas dalam plastik kecil-kecil.

Sebelumnya, Kepala BBPOM DIY, Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan operasi bahan pangan akan rutin digelar khususnya memasuki bulan Ramadan. Pasalnya, tingkat penjualan pangan cukup tinggi dan menjadi potensi adanya makanan berbahaya ini. “Pengawasan dilakukan di pasar modern dan juga pasar tradisional,”katanya.

Advertisement

Sementara untuk teri berformalin, memang saat ini sedang dikaji sumber utamanya guna memutus mata rantai penjualannya. Sementara itu, masyarakat juga diminta cermat dalam memilih belanjaannya agar tidak berdampak buruk bagi kesehatannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif