SOLOPOS.COM - Uji coba Persinga Ngawi melawan PSS Sleman, Selasa (17/2/2015). (JIBI/Solopos/Harian Jogja)

Makanan berbahaya berupa kolang-kaling formalin beredar di pasar tradisional.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Hasil uji penelitian laboratorium Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Gunungkidul menunjukkan dari sejumlah sampel di Pasar Playen dan Patuk didapati produk kolang-kaling mengandung formalin.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Sampel itu didapat dari hasil inspeksi mendadak yang dilakukan gabungan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada Senin (6/7/2015) lalu. Sedikitnya ada 33 sampel bahan makanan yang diuji.

Kepala UPT Laboratorium Dinas Kesehatan Gunungkidul Nila Batika mengatakan dari 33 sampel bahan makanan yang diuji, dipastikan salah satu sampel, yakni kolang-kaling, mengandung formalin. Saat diuji dengan metode semikuantitatif colour exchange, kolang-kaling tersebut positif mengandung formalin.

Selain kolang-kaling yang mengandung formalin, juga ditemukan 13 sampel makanan yang sudah kedaluwarsa, tiga produk dengan kemasan rusak serta satu yang mengandung jamur. Untuk 15 sampel makanan lainnya hasilnya negatif atau layak untuk dikonsumsi.

“Hasil pengujian sampel bahan makanan sudah disampaikan kepada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertambangan Energi Sumber Daya Mineral. Mengenai tindakan selanjutnya, diserahkan kepada mereka [Disperindagkoptam ESDM],” ungkap Nila, Rabu (8/7/2015).

Untuk menghindari efek negatif dari makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, Nila mengimbau kepada warga lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Utamanya jangan mudah tergoda dengan produk makanan berwarna mencolok. Makanan yang memiliki warna mencolok patut dicurigai.

Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Disperindagkoptam ESDM Gunungkidul Supriyadi mengatakan instansinya akan menindak tegas penjual bahan makanan yang dicampur bahan kimia berbahaya. Langkah tegas ini diambil karena dinas sudah melakukan sosialisasi dan pembinaan jauh hari sebelumnya.

Ia berharap para pedagang tidak menjual bahan makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Supriyadi juga mengimbau kepada warga agar tidak mudah tergoda untuk membeli dan mengonsumsi produk makanan dengan warna mencolok.

Ciri Kolang-kaling berformalin
Aroma
Kolang-kaling dikenal dengan aromanya yang asam. Jika tidak berbau patut dicurigai, bisa jadi saat perebusan dicampur dengan cairan formalin. Aroma khas makanan akan hilang dan baunya tidak sedap.

Tahan Lama
Cairan formalin akan membunuh kuman yang menyebabkan pembusukan. Anda bisa mengetesnya setelah membeli kolang-kaling. Jika tahan lama saat dibiarkan dalam suhu ruang, berarti kolang-kaling mengandung formalin.

Tidak Dihinggapi Lalat
Kolang-kaling banyak dijual dipasar tradisional. Banyaknya lalat yang menghinggapi makanan ini bisa menentukan kadar formalin. Jika bau khasnya hilang akibat diserap oleh formalin, lalat tidak akan tertarik dengan makanan.

Warna
Warna juga perlu diperhatikan, biasanya warna kolang-kaling adalah putih transparan. Bila menemukan yang putih pekat dan lebih mengilap perlu diwaspadai bisa jadi mengandung formalin.

Lebih Kenyal
Formalin tidak hanya untuk mengawetkan tapi juga bisa membuat makanan lebih kenyal. Untuk mengeceknya Anda bisa memencet beberapa sampel kolang kaling, jika kenyal berarti mengandung formalin.

Sumber: detikcom

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya