SOLOPOS.COM - Petugas Balai Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM) DIY menguji sejumlah makanan untuk diteliti kandungan zat berbahaya saat digelar razia jajanan. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Makanan berbahaya diantisipasi peredarannya dengan pengujian terhadap makanan yang dijual

Harianjogja.com, BANTUL– Masyarakat Bantul diharapkan lebih cermat dalam membeli produk olahan makanan, pasalnya berdasarkan pantauan keamanan pangan yang dilakukan menjelang bulan Ramadan ini ada indikasi bahwa beberapa jajanan atau olakan pangan yang dijual di beberapa pasar di wilayah Bantul mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul Sulistyanto mengatakan, pantauan awal keamanan pangan ini dilakukan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta sejak pekan lalu.

Beberapa sampel makanan juga sudah diambil untuk dilakukan uji kelayakan di laboratorium agar mengetahui kandungan bahan apasaja yang ada di makanan tersebut.

“Kemarin kita sudah ambil beberapa sampel jajanan dari beberapa pasar tradisional. Diambil sampelnya karena makanan tersebut dicurigai mengandung bahan berbahaya. Tapi untuk pastinya ada atau tidaknya bahan berbahaya belum bisa dipastikan karena hasil labnya belum keluar,” katanya, Selasa (31/5/2016).

Ia menjelaskan jika dari hasil laboratorium produk olahan makanan mengandung bahan berbahaya, akan dilakukan pembinaan kepada para pedagang untuk tidak menjual lagi produk tersebut.

Kegiatan pra pemantauan bahan pangan selama Ramadan ini akan dilakukan sampai tanggal 2 Juni nanti, kemudian pada awal puasa nanti pengawasan pangan akan dilakukan kembali.

“Kalau ternyata nanti ditemukan ada kandungan bahan berbahaya, akan kami lakukan pembinaan kepada pedagangnya. Untuk keamanan pangannya, awal puasa nanti kami akan mengecek dan melakukan pantauan lagi. Kami harap masyarakat harus lebih cermat dan teliti dalam membeli pangan,” tegasnya.

Menurutnya, pra pemantauan pangan menghadapi bulan Ramadan itu baru dilakukan tahun ini, pantauan itu untuk memberikan sosialisasi bahan pangan yang aman kepeda para pedagang.

Hal ini juga untuk mengantisipasi jika ada temuan pada saat pantauan di bulan Ramadan, karena jika didapati temuan pada saat bulan Ramadan maka pedagang akan mengelah bahwa mereka tidak mengetahui bahwa bahan olahan yang mereka jual mengandung bahan berbahaya seperti pada pantauan tahun lalu.

Kemudian selain pasar-pasar tradisional, pengawasan pangan ini juga akan menyasar pusat-pusat jajanan seperti toko modern dan minimarket, hal ini untuk mengantisipasi adanya peredaran produk makanan yang sudah kadaluwarsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya