Jogja
Minggu, 27 Januari 2013 - 19:30 WIB

Malioboro Makin Semrawut

Redaksi Solopos.com  /  Esdras Ginting  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

JOGJA—Kawasan Malioboro kian hari semakin crowded, terlebih saat liburan atau akhir pekan.

Advertisement

Keramain Malioboro ini menjadi daya tarik bagi pengamen untuk mencari rejeki di tempat tersebut. Kehadiran sejumlah kelompok pengamen sebetulnya dapat memberikan hiburan kepada pengunjung, tapi di sisi lain membuat keruwetan karena terbatasnya ruang di Malioboro.

Apalagi dalam mengais rejeki, belakangan para pangamen menampilkan atraksi dengan melibatkan pengunjung. Atraksi yang semakin ‘menggila’ tak urung membuat pengunjung lain yang melintas memilih untuk mendekat menyaksikannya. Dan akhirnya pengunjung menyemut sampai menutup jalan.

Keruwetan ini masih ditambah dengan adanya adanya sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang menjual barang dagangannya menggunakan gerobak yang secara bergantian melintas.
Pemandangan ini terlihat di sepanjang jalur lambat yang sedianya untuk melintas becak dan andong. Setidaknya terdapat enam titik kelompok pengamen yang menggunakan alat musik angklung untuk menghibur pengunjung di jalur tersebut.

Advertisement

Awalnya kelompok pengamen tersebut hanya berada di seberang Mall Malioboro, namun baru-baru ini kelompok pengamen sampai menyisir ke ujung selatan Malioboro, tepatnya tak jauh dari Mirota Batik.

Salah seorang pengamen, Arif mengatakan atraksi belakangan turut disuguhkan untuk menarik pengunjung. Atraksi juga dilakukan mengingat semakin banyaknya kelompok pengamen di jalur lambat tersebut. Ketika mampu menyedot banyak pengunjung, pendapatan kelompok Arif dalam semalam bisa mencapai Rp1 juta.

Kelompok pengeman Arif dengan nama Satria Jogja adalah titik ketiga dari Mirota Batik. Sabtu (26/1) malam, Arif terlihat menari melenggak-lenggokan tubuhnya bersama seorang anak kecil. Tak ayal gerakan tubuhnya membuat sejumlah pengunjung Maliboro yang tertahan untuk menyaksikannya tertawa lepas.

Advertisement

“Atraksi itu untuk menggaet pengunjung. Kelompok kami sudah lama sekitar dua tahunan di Malioboro,” tuturnya kepada Harian Jogja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif