SOLOPOS.COM - Suasana panggung di Monumen Serangan Umum 1 Maret di hari kedua Malioboro Night Festival, Sabtu (27/8/2016) malam. (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Malioboro night festival mengundang antusias publik.

Harianjogja.com, JOGJA – Ribuan pengunjung memadati sepanjang Jalan Malioboro dari kawasan Hotel Inna Garuda hingga Simpang Empat Titik Nol Kilometer, Sabtu (27/8/2016) malam. Mereka datang untuk menjawab rasa penasaran acara bertajuk Malioboro Night Festival 2016 hari kedua. Dinas Pariwisata DIY menggelar event itu selama dua hari sejak Jumat (26/8/2016) malam.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Pada Jumat (26/8/2016) malam, Plaza Monumen Serangan Umum 1 Maret dipenuhi pengunjung saat pembukaan acara berlangsung. Ribuan warga menyaksikan tarian Simfoni Nusantara dengan menampilkan berbagai corak asal daerah dengan melibatkan puluhan penari dari usia anak-anak hingga dewasa. Penampilan gamelan wali juga dipertontonkan mampu menghipnotis pengunjung. Musik kontemporer ini merupakan perpaduan antara Jawa dan Bali, sehingga grupnya menamakan diri Gamelan Wali.

Penonton yang awalnya duduk, sontak berdiri semua terutama para wanita saat penyanyi solo Vidi Aldiano mulai naik panggung. Perayaan yang baru kali pertama digelar dengan tajuk Malioboro Night Festival itu baru berakhir hingga pukul 01.00 WIB dinihari.

Pada Sabtu (27/8/2016) malam, meski sempat diguyur hujan namun tidak menyurutkan para pengunjung untuk datang ke Malioboro Night Festival. Acara belum dimulai, ribuan anak muda sudah bersiap di kawasan titik nol kilometer.

Selain pertunjukan musik hingga dinihari,  sekitar pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB pengunjung dihibur dengan berbagai opera seni tradisional dan tarian. Salahsatunya berasal dari Kecamatan Danurejan, Kota Jogja yang mempertunjukkan tentang promosi wisata. Meski banyak menampilkan seni tradisional namun pengunjung tetap berjejalan untuk menyaksikan.

Salahsatu pengunjung, Hariono, 21, mengaku sengaja datang bersama teman-temannya karena ada sejumlah artis ibukota yang tampil seperti Katon Bagaskara. “Biasanya kalau malam minggu juga keluar ke sini [titik nol kilometer], terutama kalau ada tontonannya, makin malam makin ramai” ungkap mahasiswa UMY ini kepada Harianjogja.com, Sabtu (27/8/2016) malam.

Sementara itu Kasi Promosi Bidang Pemasaran Disbudpar DIY Putu mengatakan, meski baru pertama kali digelar, Malioboro Night festival mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Terbukti selama dua malam digelar, kawasan titik nol kilometer Jogja dipadati pengunjung. Dengan adanya sejumlah tontonan, maka wisatawan akan tertahan lebih lama berada di Malioboro.

Dalam event tersebut pihaknya menampilkan berbagai seni tradisional. Karena selain untuk menarik wisatawan, sekaligus untuk mengembalikan Maliboro sebagai pusat berkesenian para seniman. “Berbagai pertunjukan berakhir antara pukul 24.00 WIB hingga 01.00 WIB. Ada beberapa panggung di sepanjang Jalan Malioboro,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya