Jogja
Rabu, 24 April 2013 - 05:00 WIB

Malu Ikut Susulan, Terpaksa Ujian di Rumah Sakit

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ujian Nasional di Rumah Sakit JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Foto Ujian Nasional di Rumah Sakit
JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin

GUNUNGKIDUL-Selasa, (23/4) pagi, sekitar pukul 07.00 WIB, di ruang perawatan nomor 6 Klinik Bhakti Husada Wonosari, Titis Putri Nugraheni, 13, terlihat serius mengerjakan soal Bahasa Inggris. Meski sesekali dia membetulkan selang cairan infus yang membalut ditangannya menghalangi kertas jawaban.

Advertisement

Siswi SMP 3 Wonosari itu mengerjakan soal ujian akhir nasional (UAN) di rumah sakit karena menderita tifus. Pada hari kedua UAN dia mampu menyelesaikan soal satu jam lebih tanpa ada halangan. Berbeda saat hari pertama, baru menyelesaikan lima soal saja dia sempat drop. Setelah diperiksa dokter dia ternyata tegang. Dia pun harus beristirahat selama kurang lebih 15 menit.

“Kemarin dia sempat blank saat ngerjain soal Bahasa Indonesia,” kata Suryani, ibunda Putri.

Putri menderita tifus sejak Minggu (21/4) sore lalu. Meski sakit, dia tidak ingin menjalani UAN susulan. Dia merasa gengsi kalau harus ikut ujian susulan. “Pokoknya dia enggak mau [ujian] susulan, katanya malu karena ada embel-embel susulan,” kata Suryani.

Advertisement

“Yakin bisa!” tegas Putri, singkat, sebelum mulai mengerjakan soal Bahasa Inggris.

Selain Putri, ada dua peserta UAN lainnya yang juga mengerjakan soal di rumah sakit, yaitu di Kecamatan Karangmojo dan Semin. Mereka ditemani satu pengawas dan satu dari sekolah.

Kepala Bidang Pendidikan Lanjutan Pertama (PLP) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul Kusmanto mengatakan, peserta UAN SMP/MTs Gunungkidul tahun ini terdaftar 9.608 murid. “Namun yang ikut UAN hari pertama 9.566 peserta, dan hari kedua 9.568 peserta.

Advertisement

UAN juga diikuti enam peserta tuna rungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhakti Putra Ngawis dan SLB Negeri Wonosari. Kusmanto mengklaim hari pertama dan kedua UAN SMP/MTs terbilang lancar, tidak ada permasalahan.

Namun, keluhan lembar jawaban yang tipis dan rawan rusak merata di semua kecamatan di Gunungkidul. “Tetapi kami tidak bisa apa-apa karena dikirim langsung dari Pemerintah Pusat,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif