SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok/

Masa orientasi sekolah di Gunungkidul diwarnai temuan seolah yang menginstruksikan siswa memakai topi yang tidak lazim

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul menemukan satu sekolah yang mengharuskan siswa baru menggunakan pernak-pernik yang kurang lazim.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Meski enggan menyebut nama sekolah, penggunakan tersebut langsung mendapat teguran dan meminta aktivitas itu dihentikan.

“Langsung kami minta dihentikan karena sesuai aturan hal tersebut tidak diperbolehkan,” kata Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Bahron Rasyid kepada wartawan, Senin (18/7/2016).

Dia menjelaskan, teguran tersebut diberikan kepada salah satu Sekolah Menengah Pertama. Namun, Bahron tidak mau menyebutkan nama sekolah itu. Teguran diberikan karena sekolah menginstruksikan kepada siswa baru untuk menggunakan topi yang terbuat dari kertas.

Kebijakan ini menurut Bahron kurang pas dan tidak sesuai dengan edaran tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah yang diedarkan beberapa waktu lalu.

Secara keseluruhan, Bahron menilai hari pertama sekolah berjalan lancar. Imbauan agar orang tua ikut mendampingi para anak saat masuk juga diikuti. Bahkan orang tua pun terlihat antusias menyaksikan anaknya mengikuti kegiatan PLS di hari pertama.

“Tadi saya meninjau ke beberapa sekolah dan semuanya lancar dan tidak ada yang neko-neko,” ungkap mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya