SOLOPOS.COM - Sampah liar berserakan di kawasan Sidokarto, Gamping mesk telah dipasang papan peringatan, Senin (17/4/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Masalah lingkungan di Sleman terjadi berupa sampah liar yang menahun

Harianjogja.com, SLEMAN-Sampah liar berbagai jenis berserakan di sisi areal persawahan di kawasan Sidokarto, Gamping meski papan larangan telah dipasang. Warga setempat juga telah menangkap sejumlah pembuang sampah meski kejadian serupa masih berulang.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Slamet,warga Dusun Rewulu Wetan, Sidokarto mengatakan sampah liar yang berserakan tersebut sudah terjadi bertahun-tahun.

“Warga bukan lagi terganggu, kalau ada yang tertangkap membuang rasanya mau dipentungi,” keluhnya kepada Harianjogja.com pada Senin (17/4/2017).

Menurutnya, sampah yang dibuang beragam mulai dari sampah basah, kering, hingga bangkai alat eletronik seperti televisi.

Sebelumnya, warga pernah mengajukan keluhan kepada pemerintah lalu ditanggapi dengan pemasangan papan larangan beserta ancaman dendanya. Selain itu, warga bergantian berjaga sampai akhir sempat menangkap oknum pembuang sampah tersebut. Oknum yang berasalah dari luar Sleman itu kemudian dikenakan denda oeh warga setempat namun kejadian serupa masih terus berulang.

Sebagian besar pembuang sampah adalah pengendara motor yang lewat sembari membuang kantung sampahnya. Namun, Slamet menambahkan, adapula pengedara mobil yang membuang turut mengotorkan lingkungan tersebut. Tumpukan sampah dikatakan paling banyak terjadi ketika akhir pekan.

Sampah liar itu kemudian bersihkan oleh warga ketika sedang kerja bakti. Selain itu, ada petugas khusus, yang dibayar oleh warga, kemudian memunguti tumpukan sampah tersebut. Istiyarto Agus Sutaryo, Kepala Desa Sidokarto, membenarkan jika sampah liar itu sudah menjadi masalah bertahun-tahun.

Beberapa tahun lalu, salah satu oknum yang pernah tertangkap pernah dikenakan denda sebesar Rp250.000 untuk pembuatan banner larangan membuang sampah liar.  Sedikitnya, 7 orang pernah ditangkap warga saat membuang sampah di kawasan tersebut selama 2015 lalu. “Tapi sekarang muncul lagi, malah melebar ke jalan aspal,”ujar dia.

Menurutnya, ada indikasi jika sampah dibuang oleh pedagang yang berjualan di sisi jalan raya. Namun, adapula laporan warga yang mengatakan jika sampah liar tersebut merupakan perbuatan pengangkut sampah nakal yang malah membuangnya di sisi areal persawahan. Padahal, sampah tersebut harusnya dibuang ke TPA di Piyungan.

Ia mengaku sulit mencari solusi atas problem menahun ini. Sementara ini, sampah dibersihkan oleh warga setempat. Jika menumpuk, pihak perangkat desa kemudian meminta petugasnya untuk turut membersihkan dan membakar tumpukan sampah tersebut. Meski demikian, direncanakan akan ada kelompok pengelola sampah di desa ini yang bisa memanfaatkan sampah liar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya