Jogja
Kamis, 10 Maret 2016 - 14:20 WIB

Masalah Sosial Bisa Diselesaikan dengan Cara Bisnis

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Masalah sosil di Indonesia bisa diselesaikan dengan cara bisnis

Harianjogja.com, JOGJA-Permasalahan sosial di Indonesia dapat diselesaikan dengan cara bisnis. Konsep social technopreneur ini perlu dikembangkan dalam rangka mencetak kesejahteraan dan kemandirian bangsa.

Advertisement

Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, Indonesia masih perlu mendongkrak jumlah wirausahawan terutama di bidang social technopreneur. Salah satu cara dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi.

Ia memberi contoh, ada wirausahawan muda lulusan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2015  yang menciptakan mesin pengawet makanan tahan hingga satu tahun.

Advertisement

Ia memberi contoh, ada wirausahawan muda lulusan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2015  yang menciptakan mesin pengawet makanan tahan hingga satu tahun.

Menurutnya alat ini bisa menjadi solusi bagi permasalahan cabai di Indonesia yang sebenarnya Indonesia sendiri surplus untuk komoditas ini. Namun realitanya, saat musim kering tiba, harganya melambung tinggi dan sulit ditemui di pasaran. Sebaliknya saat musim panen, banyak cabai yang membusuk karena tidak terserap maksimal di kalangan rumah tangga.

Maka dengan teknologi ini, cabai dapat diawetkan dan dapat dikeluarkan lagi saat bukan musim panen sehingga harga di pasar tetap stabil. “Alat ini bisa jadi solusi cabai,” tegasnya dalam acara penghargaan WMM 2015 di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (8/3/2016).

Advertisement

“Singapura sudah tujuh persen. Cina Jepang jangan ditanya lagi, mereka sudah di atas 10 persen [dari total penduduknya],” kata dia.

Untuk mendongkrak wirausahawan ini, diperlukan peran berbagai pihak. Bank Mandiri sendiri telah mewujudkannya sejak 2007 melalui program WMM. Dari tahun ke tahun, peminat program ini semakin besar.

“Dari awalnya hanya 480 peserta sekarang 6.572. Dari 18 perguruan tinggi sekarang 653 perguruan tinggi. Dari yang dulu hanya pendampingan sekarang sudah inkubator,” kata Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri, Budi G Sadikin.

Advertisement

Dari ribuan peserta ini setiap tahunnya dilakukan penyisihan untuk dinobatkan menjadi juara WMM. Tahun 2015, Bank Mandiri kembali melahirkan 26 pebisnis potensial yang diseleksi dari kategori bidang usaha boga, industri, jasa dan perdagangan, usaha kreatif, sosial, dan bidang usaha teknologi. Sementara untuk 2016, Bank Mandiri telah menghimpun sebanyak 6.572 calon wirausaha untuk mengikuti kompetisi ini.

Selain mendapat piala penghargaan, peraih juara I mendapat uang pembinaan Rp50 juta dan juara II Rp40 juta. Diberikan pula hadiah Rp160 juta untuk kategori best of the best dan juara favorit. Mereka juga memperoleh bantuan pengembangan bisnis serta pendampingan dalam pengelolaan keuangan dan pemasaran.

“Harapannya, langkah kami ini akan menginspirasi pemangku kepentingan lain untuk terus memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia,” jelas Budi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif