Jogja
Minggu, 19 Maret 2017 - 03:40 WIB

MASALAH SOSIAL DIY : Generasi Muda Alami Disorientasi

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi. (Harian Jogja-Desi Suryanto)

Gejala disorientasi ini mengakibatkan pemuda tercerabut dari lingkungan sosialnya sendiri.

Harianjogja.com, BANTUL-Sosiolog Universitas Gadjah Mada Arie Sujito mengatakan, generasi muda saat ini mengalami gejala disorientasi.

Advertisement

Gejala disorientasi ini mengakibatkan pemuda tercerabut dari lingkungan sosialnya sendiri. Munculnya kekerasan jalanan yang marak dan sudah menimbulkan korban jiwa, adalah salah satu dampak dari adanya disorientasi dikalangan pemuda.

Dalam workshop Membangun Budaya Kritis di Kalangan Pemuda itu, ia menambahkan bahwa, disorientasi di kalangan pemuda ini harus segera ditangani, dengan aksi-aksi yang solutif. Misalnya, memanfaatkan energi anak-anak muda di Bantul, dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Salah satu solusi yang bisa dilakukan, dengan membangun ruang bagi komunitas pemuda seperti sanggar-sanggar yang dibangun berbasis dusun dan desa.

“Ruang bagi komunitas ini dapat menjadi tempat aktivitas bagi pemuda baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya,” kata dia, dalam rilis diterima Harian Jogja, Sabtu (18/3/2017).

Advertisement

Selain itu, pemuda yang mempunyai potensi di bidang teknologi dapat memanfaatkan jaringan teknologi, untuk melakukan deteksi dini terhadap adanya masalah sosial maupun ancaman kekerasan jalanan.

Pada kesempatan yang sama Komisioner KPU Bantul, Titik Istiyawatun Khasanah menjelaskan bahwa, masalah sosial dan politik saat ini tidak terlepas dari relasi antara rakyat dengan negara.

Menurut dia, negara harus responsif dan berpihak kepada rakyat, terutama dalam penanganan masalah sosial yang terjadi.

Advertisement

“Diperlukan upaya bersama-sama dalam hal membangun kultur dan regulasi antara negara dengan rakyat,” ujarnya.

Workshop yang diselenggarakan oleh KPU Bantul bekerja sama dengan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Bantul ini, juga diikuti oleh organisasi kepemudaan/ sosial di Bantul seperti Karang Taruna, KNPI, Fatayat, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Hindu.

Ada tiga poin rekomendasi yang juga disepakati di dalamnya. Pertama, segenap organisasi kepemudaan/sosial di Bantul menggelorakan gerakan anti kekerasan jalanan di Bantul , dengan cara mengaktifkan kelompok-kelompok pemuda, agar meningkatkan kewaspadaan dan membuat aksi yang berorientasi gerakan menyelamatkan generasi muda Bantul.

Kedua, membangun budaya kritis di kalangan pemuda untuk merespon masalah sosial dan demokrasi, dengan aksi-aksi nyata yang solutif. Ketiga, meminta kepada pemerintah untuk memfasilitasi, kegiatan-kegiatan diskusi organisasi kepemudaan/sosial di wilayah setempat guna merespon masalah sosial dan solusinya. (*)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif