SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, KULONPROGO—Selama 2014 jumlah desa rawan pangan di Kabupaten Kulonprogo mengalami penurunan. Tahun lalu desa rawan pangan berjumlah 27, tahun ini tinggal 12 desa.

“Meskipun sudah turun [jumlahnya], namun perlu terus diupayakan agar desa rawan pangan tidak ada lagi di Kulonprogo,” ujar Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian dan Kehutanan (KP4K) Kulonprogo Maman Sugiri, Minggu (21/12/2014).

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Menurut Maman, terdapat tiga penyebab desa rawan sumber pangan. Dia mengatakan, dari sisi pemanfaatan pangan, ketersediaan pangan yang dihitung dari produksi pangan yang dihasilkan desa itu dibagi dengan jumlah penduduk yang ada. Penyebab lainnya adalah akses penduduk dalam mendapatkan pangan yang cukup.

“Dalam hal ini dilihat juga dari angka kemiskinannya. Tahun ini angka kemiskinan Kulonprogo turun, maka jumlah desa rawan pangan pun juga turun,” jelas Maman.

Lebih lanjut Maman mengungkapkan, dari 12 desa ada delapan desa yang memiliki ketersediaan pangan sangat kurang.

Sebagian besar desa tersebut berada di wilayah utara yakni di Perbukitan Menoreh. Desa-desa tersebut tersebar di Kecamatan Kokap, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Samigaluh dan Kecamatan Kalibawang.

“Potensi pangan di wilayah itu memang masih kurang. Sayangnya, indikator pangan yang dihitung masih padi, jagung dan beberapa umbi-umbian seperti ubi kayu dan ubi jalar,” papar Maman.

Maman mengungkapkan, wilayah pegunungan juga memiliki potensi pangan yang lain, namun masih belum diprioritaskan. Maka dari itu, kata dia, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan sumber pangan tersebut.

“Daerah di sana itu cukup banyak tanaman sejenis umbi-umbian, seperti talas dan gembili. Namun, tanaman ini belum diolah maksimal untuk menjadi sumber pangan,” jelas Maman.

Maman menambahkan, Kulonprogo memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya potensi gula kelapa yang cukup besar. Dia mengatakan, apabila kalori dalam gula kelapa dapat dikonversi, maka potensi kelapa sebagai sumber pangan di wilayah tersebut dapat dikembangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya