SOLOPOS.COM - Salah satu siswa SD Islam Al Azhar 31 Depok sempat merasa tegang sebelum mendapatkan suntikan imunisasi MR, Senin (21/8/2017). Pelaksanaan vaksin dihadiri langsung oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Meskipun Dinas Kesehatan Bantul telah menggalakkan sosialisasi Imunisasi Measles Rubella (MR) baik di sekolah umum maupun pesantren, namun masih ada saja penolakan dari beberapa pihak

 
Harianjogja.com, BANTUL--Meskipun Dinas Kesehatan Bantul telah menggalakkan sosialisasi Imunisasi Measles Rubella (MR) baik di sekolah umum maupun pesantren, namun masih ada saja penolakan dari beberapa pihak. Mereka menolak secara individual dengan alasan berbeda prinsip dan pemahaman yang berbeda.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Padahal pada setiap sosialisasi yang dilakukan, khususnya di pesantren selalu ditekankan bahwa imunisasi diperbolehkan dalam hukum agama. Imunisasi merupakan salah satu langkah preventif guna terhindar dari penyakit jadi manfaatnya jauh lebih banyak dari pada mudaratnya.

Hal itu selaras dengan fatwa MUI No. 4/2016 bahwa imunisasi pada prinsipnya dibolehkan atau mubah dalam rangka menjaga kesehatan.

“Ada beberapa pesantren tapi tidak semua, di pesantren itu sebagian anaknya juga mau di imunisasi,” ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Bantul, Pramudi membenarkan pada Jumat (25/8/2017).

Namun ia menyebut individu-individu yang menolak tersebut prosentasenya sangat kecil dan tidak begitu berpengaruh pada cakupan imunisasi MR.

Pramudi menambahkan hingga kini cakupan imunisasi MR telah mencapai 80,96% dari target 95%. Jumlah tersebut menurutnya telah melampaui batas target yang ditentukan. Lebih lanjut, ia menjelaskan pelaksanaan imunisasi MR dilakukan selama dua bulan yakni Agustus sampai dengan September 2017.

Program ini menyasar sekitar 156.022 anak usia 9 bulan hingga 15 tahun di seluruh Bantul. Pada bulan Agustus, Dinkes akan melakukan imunisasi melalui sekolah-sekolah. Sedangkan pada September, imunisasi akan dilakukan di posyandu dan menyasar anak-anak usia non sekolah yang jumlahnya sekitar 1/3 dari total target penerima imunisasi.

Terkait individu yang menolak imunisasi MR, Kepala Dinkes Bantul Maya Shintowati Pandji mengatakan akan mengevaluasi secara menyeluruh untuk mendata anak yang belum tervaksin di akhir program. “Nanti akan kami datangi langsung ke rumahnya lewat Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,” tegasnya beberapa waktu yang lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya