SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor (JIBI/Dok)

Potensi longsor di wilayah-wilayah yang memiliki perbukitan sangat tinggi

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman secara khusus meminta masyarakat mewaspadai potensi gerakan tanah akibat tingginya intensitas hujan. Senin (22/1/2018), longsor akibat tanah tidak mampu menahan air hujan terjadi di empat lokasi.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

“Satu rumah di Pandowoharjo terkena longsor, tapi tidak parah. Di Pelemgolek satu gazebo longsor,  satu lagi longsor di Kali Buntung, dan saty kagi di bantaran Kali Opak, Prambanan,” ujar Makwan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Senin (22/1/2018).

Menurut dia, potensi longsor di wilayah-wilayah yang memiliki perbukitan sangat tinggi, yakni di Prambanan, Cangkringan, Pakem, Godean hingga Gamping.

Berdasarkan data Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dikeluarkan Januari 2018 ini, potensi gerakan tanah terdapat di 17 kecamatan di Sleman. Kecamatan yang masuk kategori gerakan tanah menengah meliputi Berbah, Depok, Kalasan, Minggir, Mlati, Moyudan, Ngaglik, Ngemplak, dan Kecamatan Sleman. Adapun wilayah yang masuk kategori menengah-tinggi mencakup Prambanan, Pakem, Cangkringan, Tempel, Turi, Seyegan, Godean dan Gamping.

Baca juga : Pohon Tumbang dan Tanah Bergerak Jadi Ancaman

Daerah yang memiliki potensi gerakan tanah tinggi berada di perbatasan sungai, tebing jalan, dan lereng yang mengalami gangguan. Gerakan tanah yang lama juga bisa aktif kembali manakala. intensitas hujan yang turun berlangsung lama, di atas normal. “Kami fokus pada penanganan potensi longsor seiring dengan masuknya puncak musim hujan tahun ini,” ujar Makwan.

Penduduk yang bermukim di sepanjang sepadan sungai yang tidak berhulu di kaki Merapi harus awas terhadap potensi banjir. Sungai-sungai tersebut diperkirakan tidak mampu menampung air hujan yang turun terus menerus. “Kondisi berbeda dengan sungai-sungai yang berhulu ke Merapi karena palungnya lebih dalam,” ujar dia.

Ketua Forum Komunikasi Komunitas Relawan (FKKRS) Sleman Yoga Nugroho Utomo mengatakan ancaman longsor di beberapa wilayah cukup tinggi. Selama kurun November hingga Desember 2017, komunitas sukarelawan di Sleman telah mengidentifikasi kawasan rawan longsor di lima kecamatan yaitu Pakem, Turi, Ngaglik, Mlati, dan Depok.

“Titik-titik rawan tersebut terus dipantau intensif, termasuk wilayah yang sering longsor, seperti Prambanan dan Gamping,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya