Jogja
Jumat, 4 Desember 2015 - 21:55 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Kartel Lintas Negara Mungkin Muncul, Ini Kerugian Produsen & Konsumen Lokal

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Asean (ANTARA/Grafis/Hanmus)

Masyarakat ekonomi Asean memberikan sisi positif dan negatif.

Harianjogja.com, JOGJA—Era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 membawa tantangan baru bagi persaingan bisnis. Kewaspadaan akan adanya praktik cross broder cartel atau kartel antar negara ditingkatkan.

Advertisement

Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (KPPU) Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan, dengan dibukanya pasar bebas, salah satu kemungkinan yang terjadi adalah merger dan akuisisi antar negara. Hal itu sudah terjadi di sektor perbankan.

“MEA, merger itu bukan hanya terjadi di sektor keuangan. Tetapi, akan bergerak ke sektor lain. Perkebunan sudah mulai, misalnya perkebunan sawit,” ujar dia ketika ditemui di sela-sela Workshop Persaingan Usaha yang diadakan KPPU RI di Hotel Melia Purosani, Jogja, Kamis (3/11/2015).

Selain itu, kejahatan kartel lintas negara atau international cartel harus diwaspadai. Praktik kejahatan itu akan merugikan produsen dan konsumen lokal. Indonesia masih memiliki ketergantungan impor untuk beberapa komoditas seperti daging sapi, garam industri. Produsen dan konsumen dalam negeri akan dirugikan jika terdapat praktik kartel di negara asal impor. Sebaliknya, ketika ada praktik kartel di antara pengimpor di Indonesia, produsen lokal dan konsumen juga akan dirugikan.

Advertisement

“Tantangan semakin beda. Untuk itu, perlu kewenangan yang lebih bagus,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif