Jogja
Kamis, 7 Januari 2016 - 07:40 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Persaingan Guru di ASEAN Makin Ketat

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Perguruan tinggi harus mencetak calon guru yang bisa bersaing di ASEAN.

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN – Memasuki masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) ada delapan bidang kerja yang bersaing, yakni insinyur ke-rekayasa-an, arsitek, akuntan, land- surveyor, dokter dan dokter gigi, perawat, guru, dan pekerja pariwisata.

Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Satoto Endar Nayono mengatakan UNY memiliki kompetensi mencetak guru. Untuk itu butuh mencetak calon guru yang bisa bersaing di ASEAN.

“Jangan sampai nanti kita sudah mencetak malah yang masuk guru dari Filipina. Ini persaingan dengan ASEAN dan sangat mungkin terjadi guru Filipina malah mengajar di sini,” jelas Satoto seperti dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Rabu (6/1/2016).

Advertisement

Satoto memberikan motivasi agar tenaga pengajar Indonesia bisa mengajar ke luar ke Filipina yang memberikan gaji guru lebih tinggi. Tapi tentunya harus ada syarat-syaratnya. Syarat-syarat ini yang harus kita siapkan bersama.

“Sudah ada beberapa tenaga pengajar asal Filipina yang bersiap pindah ke Indonesia. Belum lagi jika bicara tenaga pengajar Malaysia yang berbatasan langsung dengan Indonesia,” kata Satoto.

Tantangan global yang perlu dihadapi adalah kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tenaga pengajar di Indonesia harus mengikuti perkembangan ini dengan lebih baik.

Advertisement

“Tekonologi ini memang perlu dikuasai dengan baik. Jika di Pulau Jawa mungkin sudah familiar dengan akses internet, namun bonus geografi memiliki tantangan hingga membuat beberapa daerah belum bisa menikmati internet sama sekali,” kata Satoto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif