Jogja
Jumat, 22 Januari 2016 - 11:20 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Salak & Biji Salak "Senjata" Tembus Pasar Internasional

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses pengemasan salak pondoh yang akan diekspor di gedung sortasi dan pengepakan salak organik, Dusun Trumpon, Merdikorejo, Tempel, Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Masyarakat ekonomi Asean dihadapi petani dengan kreativitas pangan.

Harianjogja/com, SLEMAN- Kepala dan Calon Perwakilan Republik Indonesia (Duta Besar) RI mengunjungi Museum Ullen Sentalu, Sleman, Kamis (21/1/2016). Para Duta Besar (Dubes) tersebut dikenalkan potensi produk unggulan Sleman agar dikenalkan di masing-masing negara.

Advertisement

Dalam pengenalan potensi tersebut, Penjabat Bupati Sleman Gatot Saptadi menyampaikan, sebanyak 12,9% mata pencaharian penduduk Sleman berada di sektor pertanian. Adapun 23,19% potensi ekonomi Sleman didukung oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Keberadaan beragam industri juga dinilai ikut andil mememajukan ekonomi Sleman.

“Pemerintah berusaha menyokong industri-industri kecil dan menengah agar siap menghadapi masyarakat ekonomi Asean tahun ini,” kata Gatot.

Ketua Asosiasi Petani Salak Prima Sembada Sleman, Maryono menambahkan, keunikan UKM Salak di Sleman adalah biji salak pondoh yang dimanfaatkan sebagai bahan baku kopi. Saat ini, di pasaran juga dijual produk kopi salak.

Advertisement

“Ini hal pertama di Sleman. Produk salak pondoh Sleman juga diekspor ke beberapa negara. Ini bukti  Sleman siap menghadapi MEA,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif