Jogja
Jumat, 22 Desember 2017 - 13:55 WIB

Masyarakat Sleman Diminta Tidak Panik Terkait Pasokan LPG 3 Kg

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Panic buying kala kebutuhan meningkat menjadi pemicu kelangkaan gas melon ini

Harianjogja.com, SLEMAN-Penggunaan LPG 3 kg  yang masih salah sasaran dinilai menjadi sebab kekurangan pasokan di masyarakat. Selain itu, panic buying kala kebutuhan meningkat menjadi pemicu kelangkaan gas melon ini.

Advertisement

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman Tri Endah Yitnani  meminta masyarakat tidak panik akan adanya isu kelangkaan gas tiga kilogram. “Kalau masyarakat panik yang untung pedagangnya,” katanya, Kamis (21/12/2017).

Disampaikan pula jika stok dan kuota gas subsidi ini sudah naik sekitar 6% bulan ini. Hanya saja, penambahan diakui memang tak selalu berjalan efektif karena masih banyak masyarakat mampu yang menggunakan gas ini. Padahal, gas melon ditujukan bagi masyarakat yang tidak mampu.

Masyarakat yang lebih mampu ataupun pedagang dianjurkan untuk mulai beralih menggunakan bright gas yang berukuran lima kilogram atau gas 12 kilogram. Nyatanya, masih ada masyarakat yang menggunakan gas melon meskipun sudah memiliki gas nonsubsidi ini dengan dalih cadangan.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sleman, Sumadi menyampaikan Sleman mendapatkan kuota 922.120 tabung gas tiga kilogram pada bulan ini. Diberikan pula tambahan fakultatif sebanyak 44.640 tabung, serta tambahan fakultatif tengah bulan 10.520 tabung. Setiap SPBU juga disediakan tambahan 2% sebagai stabilisator. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Hiswana Migas DIY untuk memastikan kuota gas tersebut aman di Sleman, khususnya jelang akhir tahun ini.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif