Jogja
Selasa, 24 September 2013 - 21:55 WIB

Masyarakat Tak Perlu Takut dengan PLTN

Redaksi Solopos.com  /  Yudi Kusdiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Harian Jogja.com, SLEMAN—Peneliti Bidang Reaktor Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Muhamad Subekti, mengatakan pemanfaatan energi nuklir untuk listrik mendesak dilakukan. Alasannya, bahan baku penghasil listrik seperti batubara dan geothermal kian menipis.

Advertisement

“Kalau tidak dimulai saat ini, gap antara bahan baku batubara dan geothermal akan semakin besar. Padahal, persiapan untuk membangun PLTN [pembangkit listrik tenaga nuklir] itu membutuhkan waktu 10 tahun,” ujar Muhamad Subekti kepada Harian Jogja.com, Selasa (24/9/2013)

Berdasarkan data penelitian, Subekti memperkirakan, pada 2025 kebutuhan masyarakat akan listrik akan semakin tinggi. Hal itu seiring dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan jumlah penduduk, perkembangan transportasi listrik dan faktor lainnya. Ironisnya, bahan baku penghasil listrik seperti batubara dan geothermal tidak mungkin meningkat alias semakin menipis.

“PLTN bisa menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan listrik pada 2025-2050. Kalau PLTN tidak segera dibangun, maka Indonesia akan mengalami krisis energi. Tidak ada opsi lain, karena berbagai energi [fosil] sudah diekploitasi besar-besaran. Di sisi lain kondisi dan pertumbuhan ekonomi tidak mau menunggu,” ujarnya di sela-sela seminar Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Energi Nuklir Nasional Berdasarkan Kearifal Lokal di kampui Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jogja.

Advertisement

Dia menyadari, hingga saat ini pro dan kontra menyikapi pembangunan PLTN terus berlanjut. Namun, kampanye dan pemahaman kepada masyarakat terhadap manfaat PLTN harus terus dilakukan.

“Pada 2025 nanti, Indonesia membutuhkan 110 Gigawat elektrik dan 2035 membutuhkan 250 Gigawat elektrik. Lalu, dapat bahan baku dari mana?,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif