SOLOPOS.COM - Puluhan warga melihat dan mengambil air di lokasi munculnya sumber air di Dusun Tunggul Timur, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Senin (13/3/2017) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Mata air di Tunggul Timur dipergunakan untuk konsumsi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Unit Pengelola Teknis (UPT) Laboratorium, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul akan melakukan penelitian terhadap kandungan air dari sumber yang muncul tiba-tiba di Dusun Tunggul Timur, Desa Semanu, Kecamatan Semanu. Masyarakat berbondong-bondong mengambil air dan mengkonsumsi air dari sumber tersebut.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Kepala Unit Pengelolaan Teknis (UPT) Laboratorium, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Nila Batika mengatakan, setelah warga dihebohkan dengan penemuaan empat titik sumber air. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Semanu untuk meneliti kandungan air dari sumber mata air tersebut. “Kami sudah koordinasi, secepatnya nanti kami akan ambil sampelnya,” kata dia kepada wartawan, senin (13/3/2017).

Penelitian terhadap air itu untuk mengetahui kandungan kimia dan mikrobilogi yang ada dalam air tersebut. Sehingga dapat diketahui apakah air dari sumber tersebut layak untuk dikonsumsi atau tidak. Pasalnya sejak sumber tersebut ditemukan, warga sudah berbondong-bondong mengambil air dari sumber untuk dikonsumsi.

Kendati demikian pihaknya tak mampu mencegah jika memang ada warga yang ingin mengambil air dari mata air tersebut. Tetapi yang jelas pihaknya belum dapat memastikan perihal kelayakan air tersebut, apakah layak dikonsumsi atau tidak sebelum ada hasil tes dari laboratorium.

Sebelumnya diketahui sumber mata air itu ditemukan di lahan tegalan milik, Parno Suwito, warga Dusun Tunggul Timur pada Sabtu (11/3) lalu. Dan hingga Senin (13/3/2017) mata air tersebut masih mengeluarkan air, sehingga ladang milik warga di sekitar tidak dapat ditanami lantaran terendam air.

Menurut Partini, anak perempuan Parno mengatakan penemuan mata air tersebut bemula saat Parno tengah mencari rumput di ladang miliknya. Ladang tersebut terletak di lereng Gunung Tumpeng. Pada waktu itu Parno mencabut rumput, kemudian air menyembur dari lubang bekas cabutan.

Setelah ditelusur, diketahui mata air tersebut muncul dari balik bebatuan di pinggir ladang milik Parno. Setelah menyingkirkan batu tersebut, tiga buah mata air serupa muncul di sekitar lokasi penemuan mata air pertama.”Kami heran, dua minggu air menggenang di ladang, padahal sudah memasuki musim kemarau. Setelah ditelusur ternyata betul mata air,” ujarnya.

Dengan temuan tersebut warga pun membangun parit di sekitar ladang untuk mengalirkan air yang terus menggenang di lokasi penemuan mata air. Sumber air tersebut pun masih belum diketahui. Dan puluhan warga masih mendatangi lokasi penemuan untuk mengambil air dari sumber mata air itu.

Beberapa menggunakan botol dan jiriken untuk menampung air yang keluar. Salah seorang warga Suwito, warga Desa Semanu, percaya jika air dari mata air Gunung Tumpeng tersebut memiliki khasiat menyembuhkan penyakit. “Konon air tersebut, bisa menyembuhkan penyakit, makanya saya mau ngambil untuk digunakan nanti,” ujar Suwito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya