Jogja
Minggu, 17 November 2013 - 15:30 WIB

Mayoritas Perpustakaan Desa Masih Memprihatinkan

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perpustakaan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, BANTUL-Mayoritas perpustakaan desa di Bantul tak dikelola dengan baik.Padahal saat ini perpustakaan sudah ada di 75 desa.

Kepala Perpustakaan Daerah Bantul Supriyanto mengatakan, dari total 75 desa yang telah memiliki perpustakaan, baru 17 di antaranya yang terkelola dengan baik dan ada kebijakan dari desa untuk pengembangan fasilitas baca warga tersebut. Sedangkan puluhan lainnya masih memprihatinkan kondisinya.

Advertisement

Penyebabnya, kata dia, mulai dari sumber daya dana yang terbatas untuk memelihara dan mengembangkan perpustakaan serta membayar tenaga petugas jaga. Pekerjaan mengelola perpustakaan hanya dijadikan sambilan oleh petugas. Alhasil, pengelolaan menjadi tidak fokus dan maksimal. “Kondisi ini membuat perpustakaan tak terkelola dengan baik,” terang Supriyanto, pekan lalu.

Supriyanto mencatat, ada sekitar 2.300 perpustakaan di Bantul, 216 di antaranya merupakan Perpustakaan nonpendidikan seperti perpustakaan desa. Koleksi buku masing-masing perpustakaan tersebut tercatat sebanyak 1.000-1.500 judul.

Padahal, lanjutnya, tren minat baca di Bantul terus meningkat. Di perpustakaan umum Bantul misalnya, kunjungan per hari mencapai 150-200 orang. “Bahkan kalau Sabtu-Minggu bisa sampai tiga ratus orang yang berkunjung,” ujarnya.

Advertisement

Atas kondisi tersebut, pihaknya akan membentuk forum komunikasi pengelola perpustakaan akhir tahun ini. Forum ini bakal menjadi tempat pertukaran informasi dan tukar pengalaman terkait pengelolaan masing-masing perpustakaan di Bantul. Sehingga, pengelola yang sukses mengelola perpustakaan dapat memberi masukan bagi perpustakaan yang belum sukses.

Selain tukar pengalaman, perlu didorong keberpihakan anggaran untuk desa. Berkaca pada 17 desa yang memberi perhatian termasuk anggaran ke perpustakaan. “Mungkin bisa lewat Perda, perlu adanya anggaran dari desa untuk perpustakaan,” katanya lagi.

Anggota Komisi D DPRD Bantul, Jupriyanto mengakui bila kondisi mayoritas perpustakaan desa masih telantar. Penyebabnya kata dia tak lain kalau bukan soal anggaran dan SDM. “Memang kondisinya masih belum maksimal. Kami terus berupaya agar terus berkembang,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif