Jogja
Minggu, 6 November 2016 - 08:20 WIB

Mayoritas Rumah Tangga di Gunungkidul Gunakan Bahan Bakar Kayu

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketergantungan warga pada kayu bakar di kabupaten ini masih sangat tinggi. Salah satu warga Kulonprogo masih menggunakan tungku kayu bakar untuk keperluan memasak. (Holy Kartika N. S/JIBI/Harian Jogja)

Mayoritas rumah tangga di Gunungkidul menggunakan bahan bakar dari kayu

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Sebesar 66,52% rumah tangga di Kabupaten Gunungkidul masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk kegiatan memasak di rumah tangganya.

Advertisement

“Dari lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta [DIY], tercatat masih banyak rumah tangga di Kabupaten Gunungkidul menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk kegiata memasak di rumah tangga,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto dalam survei Statistik Lingkungan Hidup 2015/2016, di Jogja, Sabtu (5/11/2016).

Sementara itu, daerah tertinggi kedua yang rumah tangganya masih menggunakan kayu bakar, Kabupaten Kulonprogo sebanyak 50,97%, katanya.

Advertisement

Sementara itu, daerah tertinggi kedua yang rumah tangganya masih menggunakan kayu bakar, Kabupaten Kulonprogo sebanyak 50,97%, katanya.

Ia menjelaskan, kenyamanan tempat tinggal sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan bakar untuk memasak.

“Karena itu, bahan bakar yang bebas dari polusi udara akan mendukung meningkatan derajat kesehatan bagi penghuninya,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

Advertisement


Ia mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peningkatan kesehatan dan pelestarian lingkungan hidup menjadi salah satu penyebab banyaknya keluarga yang beralih menggunakan gas sebagai bahan bakar memasak.

Secara berturut-turut, katanya daerah yang masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak, adalah Kabupaten Bantul 25,14%, diikuti Kabupaten Sleman 12,48 persen, dan Kota Yogyakarta 1,07%.

Dihubungi secara terpisah, Pengamat Kebijakan Publik Bidang Kesejahteraan Rakyat dari Universitas Indonesia (UI) Sri Handiman mengatakan penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar memasak pada rumah tangga, bisa disebabkan faktor ekonomi masyarakat yang cukup sulit sehingga tidak mampu membeli tabung dan gas elpiji untuk bahan bakar memasak.

Advertisement

Selain itu, faktor kebiasaan masyarakat yang enggan untuk beralih dari penggunaan kayu bakar menjadi gas, dan sulitnya akses masyarakat untuk membeli gas di daerah sekitarnya.

“Kemungkinan terbesarnya adalah, masyarakat tidak terbiasa dan enggan untuk menggunakan gas dan tabung gas, serta kemungkinanya karena masyarakat itu terlalu miskin,” katanya.

Pemerintah perlu memberikan subsidi kepada masyarakat untuk beralih menggunakan gas, dari kayu bakar, sekaligus juga untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif