Jogja
Jumat, 28 Desember 2012 - 21:00 WIB

Mbah Rono: Mendaki Merapi Jangan Seperti Mau ke Malioboro

Redaksi Solopos.com  /  Galih Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Rono (JIBI/Harian Jogja/dok)

Mbah Rono (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengaku kaget dengan kabar hilangnya empat mahasiswa UGM di Gunung Merapi. Semalam, Kamis (27/12), Surono sempat berada di Pos Kaliurang melakukan pemantauan.

Advertisement

“Kok bisa mahasiswa tersesat. Acara apa mereka mendaki?” ujarnya kepada Harian Jogja, Jumat (28/12).

Mbah Rono, demikian dia bisa disapa menegaskan, sebenarnya pendakian Merapi tidak ditutup. Tetapi juga tidak bisa dilakukan sembarangan. “Sebelum naik harus jelas jadwal dan tahu rutenya. Bawa peralatan yang memadami dari kompas hingga mantel dan jaket. Jangan naik Merapi seperti mau wisata di Malioboro atau Borobudur,” ujarnya.

Surono juga menegaskan siapapun yang mendaki harus melapor ke SAR dan Pos Gunung Merapi. “Dan harus respek terhadap alam,” kata dia.

Advertisement

Mahasiswa FE UGM masing-masing Seto, Chandra, Mario dan Fatah hilang kontak Jumat (28/12). Mereka mendaki Merapi dari Selo, Boyolali, Kamis (27/12), hanya membawa perbekalan minim. Mereka sempat menghubungi seorang mahasiswa mengabarkan kondisinya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif