SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedelai (Westchasesmiles.com)

Meski impor utama kedelai untuk DIY berasal dari Amerika namun jika tanpa kesiapan para petani kedelai, produktivitas kedelai lokal akan semakin terpuruk.

 

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Harianjogja.com, JOGJA-Kurangnya persediaan komoditas kedelai masih menjadi masalah serius bagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terutama untuk kondisi saat ini yang mana pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah berlangsung. Meski impor utama kedelai untuk DIY berasal dari Amerika namun jika tanpa kesiapan para petani kedelai, produktivitas kedelai lokal akan semakin terpuruk.

Hingga pada akhir tahun 2014, komoditas kedelai masih defisit 13.155 ton. Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian DIY Sarworini Setyobudi Astuti mengatakan, khusus untuk kedelai memang sulit dicukupi sendiri. Salah satu cara agar dapat memenuhi kebutuhan kedelai DIY adalah dengan impor.

“Tata niaganya diatur oleh Pusat. Daerah tidak punya kekuatan untuk menolak dan memenuhi kebutuhan karena selama harganya rendah, petani kurang berminat untuk menanam kedelai,” kata Rini, Senin (11/1/2016).

Menurutnya, harga yang rendah juga mengakibatkan lambatnya transfer teknologi dan penggunaan benih berkualitas. Tidak seperti padi yang petani berlomba-lomba ingin menggunakan benih unggul bersertifikat.

Upaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai dalam masa MEA adalah dengan demplot yang dilakukan penyuluh dan mahasiswa. Dapat dilakukan melalui pembinaan secara terpadu oleh Dinas Pertanian DIY, penyuluh, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Seharusnya, kata Rini, MEA berpengaruh positif terhadap produktivitas dan kualitas karena merupakan tantangan agar petani kedelai bisa mewujudkan swasembada pangan tanpa menggantungkan produk negara lain.

Selain kedelai, DIY juga masih mengalami defisit kacang hijau dan sayur. Untuk beras, meski disebutkan mengalami surplus 195.119 namun DIY masih tercatat sebagai importir beras aktif dari negeri Vietnam. Berdasarkan Neraca Bahan Makanan (NBM) DIY 2014, impor beras DIY mencapai 52.274 ton. Jauh berbeda dengan total ekspor beras yang hanya 23.200 ton.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto sebelumnya mengatakan, harga beras produksi DIY akan bersaing dengan beras impor. Ia menyebut kemasan yang bagus serta harga yang lebih murah jelas akan menjadi daya tarik bagi konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya