SOLOPOS.COM - Buntoro di depan gedung MAK, Jalan Raya Piyungan, Prambanan, Sleman, Rabu (15/11/2017). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Mega Andalan Teknopark didorong melahirkan pelaku industri baru.

Harianjogja.com, SLEMAN— Wilayah Sleman bagian timur selama ini belum dilirik banyak penanam saham sehingga lebih sepi ketimbang Sleman utara maupun selatan. Padahal di kawasan ini tersimpan banyak potensi. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Abdul Hamid Razak.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Sebuah bangunan berdiri megah di Jalan Raya Piyungan, Desa Madurejo, Prambanan. Di atas gedung terdapat tulisan besar, Mega Andalan Teknopark (MAT). Ruang bermain anak dan taman buatan yang dilengkapi dengan patung kuda berada di depan gedung, menyambut setiap tamu yang datang. Banyak orang yang bermin di ruang hijau terbuka itu. Ada juga beberapa pedagang kaki lima menjajakan panganannya.

“Kami cukup ramah dengan masyarakat,” kata Buntoro, pendiri dan bos Mega Andalan Kalasan (MAK) Group, perusahaan pemilik MAT, Selasa (14/11/2017).

Kompleks MAT berdiri di lahan delapan hektare. Luasnya memang tak sebesar rata-rata kawasan industri. Namun, ada banyak idealisme dan semangat besar di dalamnya. MAK merupakan pengejawantahan cita-cita Buntoro yang ingin mewujudkan industri manufaktur Indonesia, yang maju dan berjaya di negeri sendiri.

“Inilah salah satu alasan MAT berdiri. Sayang kalau kesuksesan yang selama ini kami bangun dibiarkan begitu saja,” ujar dia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY ini ingin mendedikasikan MAT sebagai sebuah ekosistem industri. Ekosistem ini berisi entitas yang mampu melahirkan dan menumbuhkan industri. Buntoro kemudian menggunakan metafora tanaman.

“Tanaman butuh tanah yang subur, ada pupuknya, ada airnya juga,” kata dia mengibaratkan bagaimana sebuah ekosistem industri di Kalasan dapat tumbuh.

Pebisnis ini memang dikenal memiliki tekad kuat. Kerja kerasnya pun berbuah manis ketika MAT mampu menguasai 60% penjualan alat-alat kesehatan untuk pasar domestik.

Butuh waktu tidak sebentar bagi Buntoro untuk mengembangkan usahanya yang dirintis sejak 1988 lalu. MAT saat ini termasuk 10 perusahaan besar di dunia yang memiliki kapasitas produksi alat kesehatan yang cukup besar. MAT mampu menyisihkan produsen dalam negeri yang jumlahnya sekitar 193 perusahaan.

Technopark yang dibangun secara mandiri ini akan menjadi inti dari ekosistem industri yang berfungsi seperti inkubator. Dari sana diharapkan lahir pelaku industri baru. Di MAT, pelaku industri manufaktur bisa melalui sederet fase dalam rangkaian produksi.

“Kami tidak akan mencetak pekerja, tetapi entrepeneurship [wirausaha]. Pengusaha baru yang juga bisa melahirkan industri baru,” ucap dia. Buntoro cukup bangga merilis kawasan tersebut secara mandiri. Miliaran rupiah pun digelontorkan untuk membangun technopark itu. Padahal ongkos membangun sebuah kawasan manufaktur terpadu di beberapa negara biasanya disokong pemerintah.

Dia mencontohkan Pemerintah Daerah Kerala, India, yang mendirikan technopark yang mampu menampung 350 perusahaan. Begitu juga dengan Dubai Technopark yang didirikan pada 2002 di lahan seluas 2.100 hektare di Uni Emirat Arab. Sementara Toyota Tecnopark di Jepang juga dirintis dengan dana yang tidak sedikit. “Sebenarnya ada technopark yang bisa tumbuh alami, tetapi prosesnya sangat lama,” ucap dia.

Buntoro melengkapi MAK dengan lembaga pendidikan dan telah memiliki Jurusan Moulding. Disiapkan juga program Diploma Rancang Bangun Mesin. Jurusan ini dibangun agar muncul pelaku industri yang mampu membuat mesin mulai dari yang sederhana.

“Ini yang ingin kami coba implementasikan di Indonesia. Sebab di DIY bahkan Indonesia sekalipun, belum ada technopark yang dibangun laiknya kota industri di luar negeri sana,” kata Buntoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya