Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemkab Kulonprogo dan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) mengantisipasi prediksi Kulonprogo menjadi wilayah pusat peredaran narkoba dengan melakukan pembinaan dan penyuluhan di masyarakat.
Prediksi tersebut muncul seiring dengan banyaknya pembangunan megaproyek, seperti bandara internasional, pelabuhan, dan kawasan industri.
Sekretaris BNK Kulonprogo, Arif Prastowo, menuturkan, perkembangan ekonomi akan menghasilkan dampak negatif, salah satunya peredaran narkoba.
“Tidak menutup kemungkinan setelah megaproyek selesai, Kulonprogo jadi pusatnya,” ungkapnya di sela-sela sosialisasi narkoba di SMAN 2 Wates, Selasa (11/3/2014).
Ia menilai kasus narkoba di Kulonprogo saat ini terbilang sedikit, sepanjang 2013 hanya terdapat lima kasus dan jumlah ini di bawah kasus narkoba di kabupaten dan kota lain di DIY. Kendati demikian, hal itu tidak dapat menjadi pembenaran, Kulonprogo aman dari narkoba, melainkan harus terus dilakukan penyuluhan berkelanjutan di berbagai lapisan.
BNK, kata Arif, telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan melakukan sosialisasi dan upaya pengendalian di kalangan pelajar. Metode yang digunakan dengan Forum Group Discussion (FGD) dan studi kasus, dengan materi pengenalan jenis narkoba, dampak, dan upaya pencegahan.
“Dengan pemahaman yang benar diharapan mereka tidak terjerumus dan mampu berperan aktif dalam pengendalian penyalahgunaan narkoba,” tukasnya.