SOLOPOS.COM - Masterplan bandara baru Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo. (Istimewa)

Jalur yang akan dibangun menjadi ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kecamatan Temon, akan dibuat berbelok

Harianjogja.com, KULONPROGO-Jalur yang akan dibangun menjadi ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kecamatan Temon, akan dibuat berbelok.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Hal itu ditengarai, sejumlah titik JJLS berupa jalan eksisting [Jalan Daendels], masuk menjadi wilayah pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), yang sudah dibebaslahan oleh PT Angkasa Pura I (PT AP I).

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Nurcahyo Budi Wibowo mengatakan, ada dua alternatif pembangunan JJLS yang berbelok ini.

Alternatif pertama adalah JJLS akan dibangun menyusuri tepi lahan pembangunan NYIA. Mulai dari Jalan Daendels menuju ke arah timur ke barat. Sampai di lahan bandara, JJLS akan berbelok ke arah utara.

“Di sekitar menara Sutet, jalan berbelok ke arah barat memotong jalan masuk bandara. Selanjutnya belok lagi ke arah selatan, kembali ke JJLS Jalan Daendels,” ujarnya, Selasa (24/10/2017).

Nurcahyo menerangkan, JJLS yang dibangun memotong jalan masuk NYIA, diusahakan tidak sebidang. Rencananya di sana juga akan dibangun jalan layang, namun dengan ketinggian yang masih sesuai ketentuan, agar tidak mengganggu Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan.

Alternatif kedua, dari JJLS yang sudah ada sekarang, dari arah barat di wilayah Desa Jangkaran, jalan dibuat lurus melalui jalan kampung yang ada saat ini. Kemudian ke arah timur melalui kawasan utara relokasi Palihan, kemudian masuk ke dekat Sutet menuju ke timur.

Jalur ini juga akan memotong jalan masuk bandara, kemudian dibuat ke timur melalui utara relokasi Glagah, kemudian serong ke tenggara dan masuk ke Jalan Daendels. Ia menambahkan, untuk jalan serong tadi masih ada dua alternatif desain.

Desain pertama, jalan yang ke arah utara dibuat agak menyiku. Alternatif kedua, jalan dibuat serong. Dengan demikian, jarak jalan menjadi bertambah sekitar 600 meter.

Dua alternatif pembelokan JJLS ini, nantinya akan dilaporkan dan dibahas ke tingkat kementerian. Diharapkan ketika NYIA beroperasi pada 2019, pembangunan JJLS tersebut juga sudah harus jadi, sebagai pendukung akses bandara.

Hanya saja ia melihat rencana ini akan menjadi beban berat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY), apabila pembebasan lahan yang sedianya dilakukan pada 2018-2019, diserahkan kepada Pemda DIY. Sedangkan konstruksi ditangani oleh Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN).

“Untuk tahun ini, proyek JJLS memasuki penyusunan perencanaan dari Ngremang (Galur) sampai Congot (Ngremang) sepanjang sekitar 16 Kilometer,” ucapnya.

Kendati demikian, ia menyebut, persoalan ini juga dibahas oleh Dirjen Bina Marga bersama pihak-pihak terkait pekan lalu, antara lain dengan PT AP I, Satker P2JN dan Pemda DIY.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, terkait pembangunan JJLS ini, jajarannya akan mempertimbangkan masukan dari warga, yang berkeinginan agar Pasar Glagah dipindah ke dekat tempat relokasi warga di Dusun Bebekan, Desa Glagah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya