SOLOPOS.COM - Suasana Rapat Kerja Jogja Library For All di Gedung Grhatama Pusataka, Banguntapan, Bantul, Senin (23/10/2017). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY, Budi Wibowo meminta semua perpustakaan di DIY untuk bergabung dalam wadah Jogja Library for All (JLA)

 
Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY, Budi Wibowo meminta semua perpustakaan di DIY untuk bergabung dalam wadah Jogja Library for All (JLA) agar memudahkan masyarakat menemukan buku sesuai dengan kebutuhannya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

JLA merupakan wadah perkumpulan para pengelola perpustakaan di DIY untuk mengembangkan jaringan kerja sama antar perpustakaan di DIY sebagai perpustakaan terpadu untuk mendukung pertukaran informasi. Wadah yang masih berada dibawah naungan BPAD DIY itu saat ini sudah ada 40 anggota perpustakaan dari total sekitar 2.017 an perpustakaan di DIY.

“Yang sudah gabung ini perpustakaan yang besar-besar semua,” kata Budi disela-sela Rapat Kerja JLA di ruang seminar dan dikusi Gedung Grhapustaka, Senin (23/10/2017).

Budi berharap anggota akan terus bertambah dan ditargetkan pada 2020 mendatang JLA minimal sudah memiliki seratusan anggota. Ia mengakui masih banyak yang belum mendaftar menjadi anggota JLA karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM).

Sebab, pengelola perpustakaan harus memiliki minimal satu orang yang paham teknologi komputer, kemudian memasukkan koleksi buku perpustakaan dalam sistem JLA minimal 1.000 buku per tahun.

Semua perpustakaan yang tergabung JLA saat ini semua koleksi bukunya bisa diakses melalui Jogjalib.com. Masyarakat tinggal memasukkan kata kunci buku atau dokumen yang akan dicari dalam laman tersebut, maka akan muncul data buku dan nama perpustakaannya.

Bahkan kedepan direncanakan pemustaka atau peminjam buku akan dimanjakan. “Ketika pemustaka pinjam buku di perpustakaan UGM misalnya, kalau tidak ada maka pengelola perpustakaan lain yang tergabung dalam anggota bisa saling meminjamkan,” ujar Budi.

JLA sebenarnya sudah ada sejak 12 tahun lalu, namun baru aktif sejak empat tahun terakhir. Budi berharap semua anggota JLA lebih aktif lagi memasukkan data buku-buku ke Jogjalib.com agar bisa diakses oleh masyarakat luas. Selain keanggotaan perustakaan, masyarakat juga dapat mendaftarkan untuk mengakses informasi tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Dalam rapat kerja tersebut ada sejumlah masukan yang akan dipertimbangkan BPAD ke depannya. Di antara masukan itu adalah pendanaan. Budi mengaku tidak ada bayaran bagi semua anggota JLA meski tugasnya cukup berat. Salah satu upaya yang memungkinkan dilakukan adalah semua anggota JLA bekerja dengan surat keputusan (SK) Gubernur.

SK Gubernur masih akan dipertimbangkan oleh BPAD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya