SOLOPOS.COM - Mendikbud Muhadjir Effendy menandatangani prasasti Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Jogja, Kamis (14/12/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Mendikbud Muhadjir Effendy meresmikan Grha As-Sakinah milik SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Kota Jogja

Harianjogja.com, JOGJA – Mendikbud Muhadjir Effendy meresmikan Grha As-Sakinah milik SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Kota Jogja yang berada di kompleks sekolah tersebut, Kamis (14/12/2017).

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Dalam kesempatan itu Muhadjir meminta SMA Muhi tidak hanya menampung dari kalangan masyarakat menengah ke atas namun juga memberikan peluang bagi keluarga miskin.

Muhadjir menegaskan, SMA Muhi dinilai sudah di atas standard minimun nasional, baik dari sisi fasilitas, kualitas akademik maupun pembentukan watak kepribadiannya. Karena itu, ia meminta agar Muhi membangun jaringan sister school bagi sekolah di wilayah perbatasan terutama di luar Jawa.

Inisiatif harus dimulai dari sekolah tanpa harus menunggu perintah atasan. Melalui program itu diharapkan dapat mempercepat peningkatan pendidikan di wilayah tertinggal, jika tidak kesenjangan pendidikan akan terus terjadi. Kemendikbud siap memberikan insentif dalam mendukung program kemitraan itu.

Ia setuju jika sekolah Muhammadiyah harus memiliki kualitas di atas sekolah negeri meski harus membayar mahal. Namun tidak lupa, seperti Muhi harus tetap menampung siswa miskin dengan tanpa harus memberikan syarat prestasi.

“Bayar? Bayar. Mahal? Mahal. Maunya murah dan baik, murah kok minta baik, nggak bisa lah, nggak ada sekolah kok murah. Nah yang yatim dan tidak mampu tetap harus disubsidi, kayak Muhi ini harus ada slot berapa persen untuk anak tidak mampu,” ungkapnya di hadapan guru dan siswa SMA Muhi Kota Jogja.

Ia mengapresiasi keberadana gedung yang baru diresmikan tersebut sehingga dapat mendukung fasilitas pembelajaran siswa. Mengingat tidak banyak di DIY, sekolah yang memiliki gedung pertemuan yang megah dan besar seperti Muhi.

Sesuai dengan namanya, Sakinah, Muhadjir juga berharap gedung itu menjadi sarana Muhi untuk melahirkan pemuda-pemuda tangguh yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan zaman.

“Untuk melatih karakter anak SMA Muhi untuk jadi anak tidak gampang menyerah, memiliki kepribadian tangguh. Karena problem anak muda tidak suka susah, maunya ndang gampang untung tidak mau ngoyo dan mental rapuh. Mental gampang menyerah ya tidak akan pernah berjaya. Tetapi tidak gampang menyerah jangan dipraktekkan untuk berkelahi, menunjukkan jagoan, tetapi menjadi jago di medan yang lain,” jelasnya.

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Jogja Tri Ismu Husnan Purwono menjelaskan, gedung itu dibangun dengan anggaran sebesar Rp8 miliar. Akan dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan siswa. Mengingat dalam kurikulum 2013, lebih mengedepankan upaya menggali potensi diri, sehingga tidak menjadi anak yang egois dan bisa bekerja sama,

“Kami berterima kasih perancang bangunan ini, yang juga alumni dari SMA Muhi, gedung ini dibangun tidak serta merta, tetapi sangat dilatar belakangi bagaimana proses belajar mengajar, lebih unggul, agar sekolah memiliki daya panggil dan siswa betah di sekolah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya