SOLOPOS.COM - Yu Tum, perintis gatot tiwul Gunungkidul (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Makanan tradisional gatot dan tiwul kini dikenal oleh masyarakat luas. Makanan khas Gunungkidul tersebut bahkan tidak lagi dianggap murahan namun sudah menjadi makanan berkelas dengan berbagai kemasan.

Adalah Yu Tum, salah satu orang yang berjasa melestarikan Gatot dan Tuwul bisa eksis sampai sekarang. Warga Dusun Pandansari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari ini memulai usaha gatot tiwul sejak tahun 80an.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Usaha turun temurun itu dia lakukan dengan berkeliling ke kantor-kantor dan sekolah. tahun 1998 karena sudah dikenal oleh masyarakat, Yu Tum tidak lagi berkeliling namun masyarakat yang datang ke rumahnya.

“Karena banyak yang datang, katanya tiwul dan gatot bikinan si Mbok [Yu Tum] enak, keluarga bikin toko kecil-kecilan terbuat dari bambu di rumah yang sekarang ,” cerita Ratmi Ningsih, anak bungsu Yu Tum saat ditemui Harianjogja.com, di rumahnya, Minggu (8/12/2013).

Makanan tradisional berbahan dasar singkong ala Yu Tum terus mendapat tempat di hati masyarakat hingga akhirnya Yu Tum mendapat penghargaan dari Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura (TPH) Gunungkidul sebagai olahan gatot dan tiwul terbaik pada 2003 lalu.

Usaha gatot dan tiwul Yu Tim kian maju, 2006 lalu akhirnya membuka dua cabang di Siyono Playen dan Jalan Wonosari-Baron, Wonosari. Rumahnya yang dijadikan pusat penjualan tiwul dan gatot diresmikan menjadi toko permanen oleh Bupati Gunungkidul Badingah pada 2011 lalu.

Kini usaha Yu Tum yang sudah memiliki 25 karyawan dilanjutkan oleh anak-anaknya. Penghargaan terakhir 2012 lalu Yu Tum adalah piagam Sida Karya dari Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).

Yu Tum dianggap sebagai orang yang produktif dalam memasarkan produk olahan makanan tradisional.

Kepala Dinas TPH Gunungkidul Supriyadi mengakui, Yu Tum salah seorang warga Gunungkidul yang berjasa melestarikan gatot tiwul hingga terkenal ke luar daerah.

“Sekarang tiwul bukan lagi makanan murahan. Saya pribadi bangga dengan Yu Tum,” kata Supriyadi.

Perintis usaha gatot dan tiwul tersebut meninggal dunia karena penyakit jantung yang sudah lama dideritanya di RSUD Wonosari, Sabtu (7/12/2013) siang. Jenazahnya dikebumikan, Minggu (8/12/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya