Jogja
Senin, 8 September 2014 - 12:20 WIB

Menggambar Merapi, Anak-anak Kini Lebih Kreatif

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang anak menggambar saat Volcano Edu 2014, Minggu (7/9/2014) di Kantor Balai Penelitian Pengembangan Teknologi Kebencanaan geologi (BPPTKG). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 101 karya terkumpul dari anak-anak usia sekolah dasar dalam acara lomba lukis Volcano Edu 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian Pengembangan Teknologi Kegunungapian dan Geologi (BPPTKG) Jogja, Minggu (7/9/2014).

Tema gunung menjadi pilihan dari peserta yang ikut acara tersebut. Mereka kebanyakan menggambar Gunung Merapi dalam karyanya. “Menggambar gunung meletus, di sekitarnya masih hijau,” kata siswa SD Godean 1 Sleman, Rizal, kemarin.

Advertisement

Tak jauh beda, Faiza dari SD Godean 3 juga menggambar dengan objek keasrian di sekitar Merapi. Objek lain yang banyak dimunculkan dalam lomba gambar adalah aneka profil pekerjaan seperti petani dan sosok seniman berpakaian tradisional, juga sosok dan tubuh Merapi yang terlihat gagah.

Ketua Pameran Sains Teknologi Kegunungapian Volcano Edu 2014 dan Open House BPPTKG, Kusdaryanto, menyatakan BPPTKG mengadakan lomba gambar yang digratiskan ini untuk mendekatkan pengetahuan kegunungapian sejak dini kepada anak-anak.

Kepala Badan Geologi Surono, yang menyempatkan hadir di sela-sela kesibukan acara City of Volcano 2014, mengaku senang melihat antusiasme 101 anak yang ikut lomba lukis Merapi Sahabatku.

Advertisement

“Dulu mungkin hanya menggambar dua gunung, horizon dengan jalan dan areal persawahan, inspirasi dulu terbatas, sekarang banyak cerita soal gunung api yang bisa dikenalkan pada kanak-kanak,” ujarnya.

Ditambahkan Surono, selain mengenal gunung berapi dengan sarana belajar seni lukis, anak-anak dikenalkan juga aneka pekerjaan terkait dengan pengamatan gunung api, yakni ahli gunung berapi.

“Indonesia butuh banyak ahli, ada 120 lebih gunung berapi di negeri ini, pekerjaan tidak sebatas insinyur saja. Orangtua bisa kenalkan dan berikan edukasi soal gunung api, karakternya sampai mitigasi saat terjadi bencana,” kata Surono.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif