SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memberikan bantuan benih jagung kepada kelompok tani dalam kunjungannya di Gunungkidul, Rabu (4/11/2015). (Harian Jogja/David Kurniawan)

Mental petani yang suka meminta-minta harus dihilangkan, dan ditumbuhkan jiwa petarung

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak seluruh masyarakat di Gunungkidul untuk menyukseskan program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah pusat. Salah satu kunci untuk mencapai target itu, selain bertani dengan benar, masyarakat juga harus menghilangkan mental sebagai orang yang senang meminta.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Menurut dia, kebiasaan meminta membuat orang menjadi manja dan selalu berharap ada bantuan yang datang. Dalam agama, sikap ini juga tidak dibenarkan karena lebih baik menjadi pemberi dari pada peminta.

“Mulai hari ini [kemarin] kita harus jadi orang yang suka memberi, meski pemberian tersebut hanya sebatas doa,” kata Amran saat memberikan sambutan dalam kunjungannya di Desa Bleberan, Playen, Rabu (4/11/2015).

Amran menjelaskan, mental meminta sudah mengakar kuat di masyarakat. Saat menteri, gubernur atau bupati melakukan kunjungan terus saja masyarakat mengharap dan meminta bantuan.

“Saya tidak melarang menerima bantuan, tapi jangan sampai mengharap akan diberi. Sebab saat berharap dan bantuan itu diberikan, maka selanjutnya hanya akan meminta dan meminta lagi tanpa mau bekerja keras,” ujar Menteri Pertanian.

Budaya meminta tanpa mau bekerja keras merupakan hal yang ditakuti Amran, karena bisa menggagalkan program swasembada pangan. Untuk mewujudkan swasembada pangan para petani harus memiliki jiwa petarung dalam kondisi apa pun.

“Selama ini kita telah dimanjakan dengan suburnya tanah yang miliki, di mana benih dilempar langsung akan tumbuh subur. Hal inilah yang membuat bangsa ini jadi sulit maju,” tutur pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu.

Di kesempatan ini, Amran juga menyinggung kondisi di wilayah Gunungkidul yang gersang setiap musim kemarau. Baginya kesulitan itu bukan menjadi masalah dan malah bisa mendatangkan berkah, asalkan seluruh masyarkat mau berusaha dan bekerja keras.

“Saya juga lahir dari kondisi tanah yang tidak subur. Tapi ini bukan masalah, karena orang besar kebanyakan lahir dengan digembleng di kehidupan dan lingkungan yang sulit,” kata Amran lagi.

Untuk menunjang pengembangan pertanian di Gunungkidul, dalam kunjungan itu Amran memberikan bantuan berupa 19 mesin traktor, 43 pompa air, 2.000 bungkus benih kedelai, 2.000 bungkus benih jagung. Harapannya bantuan ini bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Gunungkidul.

“Sekarang tidak ada alasan lagi untuk mengeluh. Jika berhasil, tahun depan bantuan akan kami tambah, tapi syukur-syukur petani bisa membeli benih atau peralatan sendiri,” harap Amran.

Sementara itu, Pejabat Bupati Gunungkidul Budi Antono mengapresiasi kunjungan Menteri Pertanian. Dia pun mengaku siap menjalankan imbauan dari menteri untuk menyusun program pembuatan embung melalui Dana Alokasi Khusus Kementerian Pertanian.

“Tadi dijanjikan dibuatkan sebuah embung di sini [Playen]. Secepatnya saya akan buat proposal itu agar wacana tersebut bisa segera direalisasikan,” kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya