SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta drg Pembajun Setyaningastutie, M.Kes. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)

Solopos.com, JOGJA — Penyakit antraks saat ini sedang merebak di Kabupaten Gunungkidul, tepatnya di Dusun Jati, Kapanewon Semanu. Meski demikian, penyakit antraks yang telah menjangkiti manusia tidak bisa menular ke manusia lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pambajun Setyaningastutie, menyampaikan penyakit antraks yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis tidak menular dari manusia ke manusia.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

“Satu yang perlu digarisbawahi penyakit antraks itu tidak menular dari manusia ke manusia. Jadi tidak ada kemudian kena antraks terus bisa menularkan pada yang lain, tidak,” katanya di Yogyakarta, Kamis (6/7/2023).

Dia menuturkan antraks yang termasuk penyakit zoonosis atau penyakit yang bisa menular dari binatang ke manusia. Meski demikian, penularan antraks ke manusia bisa melalui tiga jalur, yakni melalui kulit, pernapasan, dan pencernaan.

“Jika muncul di kulit biasanya manusia itu bersentuhan dengan hewan ternak yang positif antraks,” jelasnya.

Sedangkan yang menyerang melalui pernapasan, kata dia, berasal dari spora bakteri antraks dari hewan ternak yang telah mati karena positif antraks lalu terhirup manusia.

“Sporanya misalnya dari hewan yang mati karena antraks kemudian nempel di rumput kemudian terhirup,” katanya.

Berikutnya, penularan antraks melalui pencernaan biasanya karena mengonsumsi daging dari ternak yang sudah positif antraks.

Terkait kasus antraks yang muncul di Dusun Jati, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Pembajun menyampaikan penularan itu disebabkan karena warga mengonsumsi daging sapi yang mati karena positif antraks.

Dinkes DIY telah melakukan sero survei pada 125 sampel orang di dusun itu dan hasilnya 87 sampel dinyatakan sero positif atau suspek antraks. Satu dari 87 orang itu meninggal dunia karena positif antraks. Sedangkan dua lainnya meninggal dunia karena sebab lain.

“Yang dua itu sebab lain bukan karena antraks,” kata Pembajun Setyaningastutie.

Entomolog Kesehatan Dinkes DIY Rega Darmawan mengatakan terhadap warga Gunungkidul yang dinyatakan suspek antraks tersebut masih akan menjalani pemeriksaan sampel darah pada Jumat (7/7/2023).

Menurut dia, seseorang dinyatakan positif antraks apabila telah melalui dua kali pemeriksaan sampel darah atau sero survei dengan hasil sero positif.

“Bisa dikatakan positif antraks kalau sudah dilakukan dua kali pemeriksaan dan itu dua-duanya sero positif. Apabila sebelumnya sudah diperiksa hasilnya sero positif, kemudian minimal 10 hari setelahnya diperiksa lagi, dia sero positif lagi, itu artinya positif,” kata Rega.

Untuk mencegah penularan antraks meluas, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto melarang lalu lintas keluar maupun masuk hewan ternak sapi atau kambing di Dukuh Jati, Gunungkidul untuk sementara waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya