Harianjogja.com, JOGJA – Meski gempa low frekuensi sebagai indikator potensi letusan cenderung turun pada tiga hari belakangan, Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) akan mengevaluasi kondisi Merapi satu minggu ke depan.
Sri Sumarti, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG mengatakan penurunan status tidak dapat dilakukan hanya dengan melihat data per hari.
“Dalam status Waspada, evaluasi dilakukan dalam seminggu sekali,” ujar dia, Jumat (3/5/2014).
Sebagaimana diketahui, evaluasi terakhir dilakukan pada periode 25 April-1 Mei 2014. Pada periode itu tercatat, gempa guguran sebanyak 26 kali, gempa multiphase (MP) 4 kali, tektonik 18 kali, gempa low frekuensi 108 kali dan gempa hembusan sebanyak tiga kali.
Peningkatan signifikan pada gempa LF sebagai indikasi meningkatnya fluida gas vulkanik yang berpotensi menimbulkan letusan. Namun terhitung pada 30 April, LF cenderung turun sebanyak 38 kali, lalu pada dua hari berikutnya 14 kali dan dua kali LF.
Evaluasi itu dilakukan pula pada deformasi Gunung Merapi berdasarkan electronic distance Meeasurment (EDM) dilakukan pengukuran dari pos- pos pengamatan (Kaliurang dan Babadan). Diketahui, dari deformasti tubuh Gunung Merapi yang dipantau secara instrumental itu baik menggunaakan EDM atau tiltmeter tidak menunjukan perubahan yang signifikan.