SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (ilustrasi/JIBI/dok)

Harianjogja.com, JOGJA– Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) membantah suhu panas yang terjadi di DIY beberapa hari ini terkait dengan aktivitas Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG, Subandriyo mengatakan, ada warga yang mengkaitkan panas suhu udara Jogja belakangan ini dengan aktivitas magmatis Merapi. Ia menegaskan, hal itu tidak saling berhubungan.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Ambil contoh ketika ia bersama tim BPPTKG menginap di puncak Merapi mengambil sampel gas di lapangan sulfatara, tidak ada suhu panas yang dirasa.

“Meski ketika diukur suhunya [sulfatara] menunjukan sampai 900 derajat celcius. Panas Merapi secara radiasi tidak akan sampai ke Jogja,” kata Subandriyo, Rabu (7/5/2014).

Subandriyo menambahkan berdasarkan data kegempaan yang dicatat lembaganya hingga kemarin, gempa vulkanik dan low hig frequency (LHF) tak kembali terjadi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kedua jenis gempa itu selalu terjadi mengawali letusan-letusan kecil yang terjadi mulai 18 November 2013, 10 dan 27 Maret, bahkan 30 April lalu. Kendati begitu, bukan berarti status Waspada Merapi dikembalikan ke status Aktif Normal. Pendakian ke puncak Merapi juga masih ditutup.

Subandriyo mengatakan, pada awal-awal 2012 lalu kegempaan bisa terjadi sampai lebih 70 kali tapi status tetap dipertahankan normal. “Tapi berkembang ke sini Merapi dengan satu atau dua kali gempa dan berkembang jenis gempa tiba-tiba bisa dul [erupsi],” ungkapnya.

Sementara dari catatan kegempaan hingga 7 Mei pukul 07.00 WIB, letusan- letusan cenderung turun terutama untuk gempa jenis low frequency yang memicu timbulnya suara dentuman. Hingga pukul 14.00 WIB, gempa vulkanik dan LHF pun tidak terekam pada alat seismic BPPTKG.

Kedua jenis gempa itu muncul bersamaan pada Senin (5/5/2014) lalu. Saat itu, LF juga sempat tercatat enam kali. Namun untuk gempa tektonik yang berdasarkan catatan BPPTKG juga menjadi elemen pemicu pada letusan-letusan kecil masih berulang terjadi. “Kami melihatnya Merapi masih fluktuaktif,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya