SOLOPOS.COM - Warga saling berebut hasil bumi dan uba rampe yang ada pada sebuah gunungan dalam acara merti dusun dan labuhan yang digelar di Dusun Imorenggo, Desa Karangsewu, Galur, Minggu (14/12/2014). (JIBI/Harian Jogja/dok. panitia Imorenggo)

Harianjogja.com, KULONPROGO – Sejumlah warga saling berebut uba rampe hasil bumi yang dilarung ke laut selatan. Ritual tersebut merupakan bagian dari merti dusun dan labuhan laut yang dilakukan warga Dusun Imorenggo, Desa Karangsewu, Galur, Minggu (14/12/2014).

Upacara merti dusun itu merupakan ungkapan rasa syukur warga kepada Tuhan atas berkah yang telah diberikan. Gunungan berupa hasil bumi dan uba rampe lainnya lebih dulu didoakan di pendapa Dusun Imorenggo. Kemudian, gunungan diarak hingga tepi pantai untuk dilarung atau dihanyutkan ke laut.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Usai gunungan dilepas ke laut, ratusan warga mulai menyerbu dan saling memperebutkan isi gunungan. Ngalap berkah tersebut pun tak luput dari warga dari berbagai usia. Salah satunya Partinem, 49, yang percaya dengan mendapatkan isi dari gunungan tersebut akan mendatangkan berkah yang melimpah bagi usahanya.

“Saya dapat sayuran, ada kacang panjang sama kangkung. Katanya bisa bawa berkah, nanti sampai rumah mau saya masak,” ujar Partinem.

Dukuh Imorenggo Solikhin mengatakan, tradisi merti dusun dan labuhan ini merupakan ungkapan syukur warga kepada Tuhan. Tradisi ini juga mengantarkan doa, agar kelak di tahun-tahun mendatang akan lebih dilimpahkan rejeki bagi seluruh masyarakat. Solokhin mengharap, ke depan upacara adat ini dapat terus dilestarikan sebagai salah satu budaya yang dimiliki dusun tersebut. Dia juga berharap, di masa yang akan datang ritua tradisi itu dapat dimeriahkan oleh potensi-potensi seni Kulonprogo. Sebagai salah satu desa budaya, warga dusun ini pun bertekad untuk mengembangkan desa tersebut sebagai desa wisata yang patut dikunjungi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo Eko Wisnu Wardhana mengungkapkan penyelenggaraan upacara merti dusun di desa itu sudah empat kali dilaksanakan. Dia juga mendukung upaya warga menjadikan desa Imorenggo sebagai desa wisata dan melestarikan tradisi tersebut.

Dalam upaya pengembangan desa wisata, warga harus dapat menggali potensi yang ada dan harus berbeda dari daerah lain. Dia mencontohkan, desa ini merupakan kawasan yang banyak disinggahi penyu yang akan bertelur. Kepedulian masyarakat dalam upaya pelestarian penyu akan menjadi daya tarik unik. Keunikan tersebut dapat dijadikan potensi oleh warga untuk mendukung pengembangan desanya sebagai desa wisata.

“Desa wisata harus punya keunikan yang tidak ada di daerah lain, kalau tidak demikian, pasti akan sulit mengembangkan diri sebagai desa wisata. Karena desa wisata sekarang sudah cukup banyak dan beragam,” jelas Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya