SOLOPOS.COM - Ilustrasi anggaran (amazingproject.org)

Harianjogja.com, BANTUL—Miliaran dana alokasi khusus (DAK) untuk pendidikan di Bantul mangkrak lantaran tidak terserap maksimal setiap tahunnya. Belum maksimalnya serapan DAK terutama terjadi Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal (Dikmenof).

Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas Dikmenof Bantul Suhirman menyebutkan dalam setahun sekitar 30% DAK tidak terserap. Di Bidang SMA, DAK yang dialokasikan saat ini sebesar Rp3 miliar. Artinya, sekitar Rp900 juta lebih DAK tidak terserap. Jumlah tersebut belum termasuk DAK yang tidak terserap di Bidang SMK. Total DAK yang tidak terserap di Dikmenof dipastikan mencapai miliaran rupiah per tahun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

”Tapi tidak terserap semuanya, sekitar tiga puluh persen yang belum terserap,” ucapnya, Sabtu (1/11/2014).

Alhasil, miliaran dana tersebut terpaksa menganggur di APBD alias mangkrak. Sesuai aturan, DAK yang tidak terserap tidak boleh digunakan untuk membiayai kegiatan lainnya di Dinas Pendidikan. Dana tersebut akan dikalkulasikan dengan DAK pada tahun berikutnya.

DAK tersebut sesuai aturan digunakan untuk membiayai pengadaan buku, pembangunan laboratorium sekolah, rehabilitasi gedung atau ruang kelas, serta pembangunan ruang kelas baru. Tidak maksimalnya serapan DAK menurut Suhirman membuat pembangunan juga tidak maksimal.

“Misalnya harus bangun sepuluh sekolah tapi karena tidak maksimal serapan dananya terpaksa hanya bangun lima sekolah. Itukan juga mengganggu pembangunan,” tutur Suhirman.

Tidak maksimalnya penyerapan DAK disebabkan terlambatnya petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksana (juklak) penggunaan dana tersebut dari pemerintah pusat. Ditambah lagi, mekanisme penggunaan anggaran yang rumit menurut Suhirman membuat Pemkab harus berhati-hati dalam mencairkan dan menggunakan dana tersebut. Sebab penggunaan DAK diawasi lembaga auditor.

Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Bantul Totok Sudarto memastikan khusus DAK untuk sekolah dasar dan sekolah menengah atas di Bantul saat ini terserap maksimal.

“Tahun 2013 sudah terserap semuanya, untuk 2014 ini khusus anggaran murni sudah habis, tinggal anggaran perubahan masih dalam proses penyerapan hingga akhir tahun,” paparnya.

Totok menyebut sejak 2010 sampai sekarang DAK untuk SD dianggarkan senilai Rp13 miliar sedangkan untuk SMP dianggarkan Rp12 miliar. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk pengadaan buku ajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya