Miris, Marsudi Bertahan di Rumah yang Rusak Diterjang Banjir Kali Opak

Meskipun rumah tinggal yang sekaligus menjadi rumah produksi tempe itu rusak berat akibat terjangan banjir

Harianjogja.com, BANTUL —Meskipun rumah tinggal yang sekaligus menjadi rumah produksi tempe itu rusak berat akibat terjangan banjir beberapa waktu yang lalu, Marsudi Suprapto, 75, tetap bertahan.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Pasalnya hingga kini ia belum mampu memperbaiki rumah yang terletak tepat di pinggir Sungai Opak itu. Pendataan rumah rusak agar mendapatkan bantuan untuk renovasi juga belum menyasar wilayahnya.

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com di lapangan, kerusakan rumah yang masuk wilayah RT 04 Dusun Sungapan, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri tersebut mencapai sekitar 75%. Tanah di sekeliling rumah ambles hingga dua meter.

Pondasi rumah pun ikut ambrol terbawa tanah, otomatis lantai rumah pun berlubang. Atap rumah bagian selatan yang berukuran 8×12 meter pun rusak berat dan hanya tersisa sebagian kecil saja. Padahal bagian rumah tersebut difungsikan untuk produksi tempe.

Tetangga Marsudi, Kamijan, menuturkan rumah yang dibangun sekitar empat tahun yang lalu itu ambrol pada Selasa (28/11/2017), sekitar pukul 21.00 WIB.

Bahkan malam itu, Marsudi dan istrinya sempat terjebak banjir dan dievakuasi secara mandiri olehnya dengan menggunakan seutas tali yang diikat ke teras rumahnya. Setelah sempat mengungsi beberapa waktu, Marsudi pun memilih bertahan di rumah tersebut.

Sebab proses awal pembuatan tempe, yakni perebusan kedelai, masih dilakukan di rumah itu. Bahkan bagian rumah yang rusak berat rencananya akan digunakan untuk memroses kedelai yang sudah direbus.

“Selama ini masih di rumah anaknya tapi mau pindah akhir tahun ini. Karena rusak gini ya enggak bisa,” ujar Kamijan yang juga membantu Marsudi dalam produksi tempe ini.

Pasca banjir, Marsudi pun masih tinggal di rumah tersebut.