SOLOPOS.COM - Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Jogja dan jejaring masyarakat sipil menggelar pentas budaya untuk memperingati 20 tahun kematian wartawan Fuad Muhammad Syafrudin di Tugu Jogja, Selasa (16/8/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Misteri kematian wartawan Udin diperingati oleh AJI Jogja dan jejaring masyarakat

Harianjogja.com, JOGJA–Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Jogja dan jejaring masyarakat sipil menggelar pentas budaya untuk memperingati 20 tahun kematian wartawan Fuad Muhammad Syafrudin di Tugu Jogja, Selasa (16/8/2016) malam.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Sejumlah seniman dan warga pun menjadi bagian dalam acara tersebut karena merasa kasus Udin juga menjadi bagian dari isu bersama atas ancaman kebebasan mengkritik dan kebebsan berekpresi. “Kasus Udin menjadi sejarah kelam yang tidak boleh kembali terjadi,” kata Ketua AJI Jogja, Anang Zakaria.

Dua puluh tahun lalu, Udin dianiaya hingga meninggal dunia karena beritanya yang mengkritisi pemerintah, namun hingga kini pembunuhnya tidak pernah diproses hukum. Para jurnalis dan warga tidak akan melupakan kasus Udin, dan akan terus menuntut keadilan.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Aziz yang hadir menyampaikan pidatonya dalam acara tersebut juga mengatakan untuk menemukan pembunuh Udin sebenarnya mudah dilacak, namun hal itu tidak pernah dilakukan aparat. “Aparat memang tidak ada niat menemukan pembunuh Udin,” katanya.

Imam Aziz juga mengingatkan kepada negara untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia termasuk pembunuhan Udin, karena itu bagian dari kewajiban konstitusional. Selain Imam Aziz, sastrawan Joko Pinurbo juga membacakan puisi khusus untuk Udin.

Sore harinya rangkaian Peringatan 20 Tahun Kematian Udin diawali dengan aksi diam selama satu jam, dilanjutkan dengan prosesi tabur bunga di sekitar Tugu Pal Putih. Acara tersebut juga sekaligus mengecam kekerasan terhadap jurnalis di Medan yang dilakukan oleh Oknum TNI Angkatan Udara.

Dua jurnalis yakni Array Argus dari Tribun Medan dan Andri Syafrin Purba dari MNCTV menjadi korban penganiayaan anggota TNI AU saat meliput aksi warga Sarirejo, Medan soal sengketa tanah yang akan dijadikan rumah susun pada Senin lalu.

Anang Zakaria mengatakan kasus kekerasa terhadap jurnalis masih terus terjadi. Sebagian besar pelakunya adalah aparat yang seharusnya menjadi pelindung bagi rakyat. Ia mengatakan upaya minta maaf saja tidak cukup bagi pelaku kekerasan terhadap jurnalis. “Ini pelanggaran hukum, pelakunya harus diproses hukum, Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AU harus mengusut tuntas,” tegas Anang.?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya